Aye aye double up untuk kalian semua para pembaca setia Arka.Kalau gitu cus langsung dibaca aja ya..
Happy reading!!!!
Berjalan disepanjang lorong yang tampak seperti labirin karna banyaknya lorong yang mengarah entah kemana.
"Kau benar-benar merepotkanku,Ed.Kau tau menangkap orang gila berkedok sebagai pembunuh bayaran bahkan tangan kananmu itu sungguh membuatku jengkel,dia benar-benar tidak bisa diajak bercanda dan hanya menampilkan muka datarnya" keluh Brandon dan pastinya Edward hanya menampilkan senyum miringnya.
Edward tahu seberapa tidak sukanya Brandon dengan tangan kanannya Alver tapi Edward sangat mempercayai Alver sejak dia diberi tanggungjawab oleh Samuel untuk mengurus bisnis gelap ini karna sang kakak tidak mau berurusan dengan darah ataupun narkotika.
"Tapi dia sangat setia padaku Brandon dan sejak dulu wajahnya memang seperti itu,tidak bisa diajak bercanda"
"Alver,apa dia sudah diberi sambutan manis?" Edward melihat kearah pria dengan rambut pirang yang tampak memasang muka datarnya dan sarat akan aura intimidasi.
"Sudah senor dan dia masih tidak mau buka mulut siapa yang memerintahnya" jawab Alver tegas.
"Kalau begitu aku ingin melihat siapa tikus kecilnya kali ini dan Alver kau bisa pergi" setelah mengatakan itu sang tangan kanan pergi meninggalkan mereka, Edward segera membuka pintu yang ternyata didalamnya banyak sel-sel dan ternyata tempat ini adalah penjara bawah tanah tempat mereka menyiksa musuh maupun pengkhianat dalam kartelnya.
"Aku benar-benar tidak menyangka ditempat seperti ini ada sebuah ruangan yang sangat mengerikan" ucap Aron yang sejak tadi tidak bersuara sedangkan Stevan tampak menatap sekeliling dengan pandangan tajam.
"Kau tahu dunia ini begitu kejam,Ron.Jadi kau hanya melihat sedikit dari sisi dunia gelap dimana kau harus melawan dengan kekejaman yang sama atau lebih agar musuh-musuhmu segan terhadapmu begitulah cara bertahan hidup di dunia yang kejam ini" jelas Edward santai.
Mereka telah sampai didepan sebuah pintu mahoni yang dijaga oleh dua orang berpakaian sama dengan Edward.
"Buka pintunya"titah Edward dengan nada bicara yang dingin dan penuh akan aura kekuasaan.Dan kedua orang bahawannya membuka pintu berat,setelah terbuka terlihatlah pemandangan yang sangat mengerikan dimana banyak alat-alat untuk menyiksa.
Edward melangkahkan kakinya mendekati seorang pria yang tampak berdarah.
"Astaga! ini pertemuan pertama kita setelah aku tidak sengaja melihatmu di Las Vegas dan apa kau benar-benar pembunuh bayaran yang sangat ahli,kenapa aku merasa ragu ya" Edward terkekeh diakhir saat melihat tatapan tajam dari pria itu.
"Takku sangka ternyata salah satu anggota dari kertel terbesar di Spanyol dan paling ditakuti ada didepanku sekarang,ternyata kau masih muda untuk ukuran bos mafia" Pria itu tersenyum miring seperti sedang meremehkan Edward sedangkan yang ditatap hanya menampilkan muka datarnya.
Bhuk!!
"Ah...kau tahu jangan pernah meremehkan seorang pria muda sepertiku ini dan kau tahu apa kesalahanmu itu sehingga kau berada di tempat ini" ucap Edward setelah memberikan tonjokan kepada pria itu.
Edward berjongkok tepat didepan pria itu yang sekarang tampak meringis kesakitan.
"Kau seharusnya bersyukur bukan aku yang berurusan denganmu tapi sepupuku" jelas Edward sambil memaksa kepala pria itu menoleh pada Aron yang sekarang menatap tajam dan dingin.
"Kau tahu apa kesalahanmu?" Aron berjongkok tepat disebelah Edward yang sekarang telah berdiri tegak.
"Aku tidak tahu siapa kau"ucap pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arka[Hiatus]
Fiksi Remaja😈Plagiat dilarang mendekat,nanti kena azab+dosa👿 Kayla Refina Dirgan atau sering dipanggil dengan nama Kay seorang siswi kelas 11 yang sangat sederhana dan tidak mudah dalam bergaul,dia hanya memiliki dua orang teman yang dia anggap sebagai saudar...