🔸Arka:Bab 43🔸

973 58 0
                                    

Brak!!!

"SERIUSAN LO!!"

Suara itu membuat orang yang berada satu ruangan dengan orang itu hanya menyerengitkan alis karna telinga mereka seperti terkena trompet sangsakala.

"Apa wajah gue terlihat nggak serius" ucap Aron sambil menunjuk wajah tanpa ekspresinya dan dibalas gelengan oleh Leon sedangkan Christian tampak masih fokus menghitung uang yang berada ditangannya kemudian mencatatnya kesebuah buku.

"Gue bingung nyebut tuh cewek apanya Ron,dia itu ceweknya lo apa siapanya lo sih"ucap Leon dengan muka penasaran akut sedangkan Aron hanya mengangkat bahunya acuh.

"Lo bisa nggak bikin keributan singa,gue jadi nggak fokus ngitung" gerutu Christian yang memang sedang menghitung penghasilan cafe mereka.

"Lo yang dari tadi pelototin uang,sipit.Jadi itu derita lo bukan gue"balas Leon sarkas dan kembali merebahkan dirinya di sofa.

Mereka berada di lantai dua cafe yang disulap menjadi tempat istirahat mereka setelah lelah melayani pelanggan yang selalu didominasi anak muda seperti mereka.

"Ron bulan ini dekor cafe mau yang kayak gimana?"tanya Christian memecah keheningan memang setiap dua bulan sekali cafe mereka akan berganti tema.

"Kuburan" celetuk Leon tiba-tiba sambil bangkit dari rebahannya.

"Kebodohan kok dipelihara"ucap Christian pedas sambil melempar buku yang sejak tadi dia pegang tepat mengenai jidat Leon sehingga membuatnya mengerang.

"Eh! ini jidat berharga kalau rusak biayanya ngalahin harga mobil lambo keluaran terbaru" cerocosnya sambil mengusap jidatnya yang tampak memerah karna lemparan Christian yang tak tanggung-tanggung.

"Serah lo singa,sono lo keperempatan lampu merah biasanya temen-temen lo udah nongkrong" celetuk Arion yang tampak menggosok bagian belakang rambutnya yang basah karna dia baru selesai mandi.

"Maksud lo apa?" tanya Leon dengan nada bicara yang minta dicipok mimi peri.

"Ya benerkan,kalau siang lo jadi Leon kalau malam lo jadi Lian"jawab Arion kemudian tertawa keras.

"Bangke lo,pengen gue bogem tuh bibir"umpat Leon kemudian memainkan ponselnya karna tidak ingin menanggapi orang yang selalu iri dengan kelebihan yang dia miliki.

Benarkan kalau ada orang ngeledek itu artinya dia iri dengannya contohnya kelebihan yang Leon punya tampan,anak sultan,baik hati,tidak sombong,disayang papa mama dan tentunya rajin menabung batin Leon.

"Ron,gue nemuin ini" ucap Arion sambil meletakan map coklat dihadapan sang adik yang tampak masih fokus melihat tema apa yang cocok untuk cafe mereka.

"Apa?" tanyanya dengan alis terangkat sebelah.

"Itu yang lo suruh beberapa hari yang lalu dan gue nggak nemu lagi plat mobil dokter gadungan itu"jelas Arion sambil mendudukan diri disebelah sang adik.

"Menurut gue dia sengaja ganti plat mobilnya agar nggak bisa dilacak,Rion"ucap Christian melihat apa yang dibaca oleh Aron.

"Mungkin" ucap Arion lagi.

"Jadi gimana,berhenti atau lanjut?" tanya Arion memberi pilihan pada sang adik.

"Serah lo" jawab Aron sambil meletakan kertas-kertas itu keatas meja.

"Ok,sebenarnya gue masih penasaran dengan orang ini dan kemungkinan dia hanyalah alat"ucap Arion lagi dengan pandangan misteriusnya sedangkan Aron hanya memandang datar sang kakak yang mungkin akan segera kehilangan kewarasannya.

Arka[Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang