Setelah Ghea menghabiskan makannya, Alam mengajak Ghea untuk pulang karena sekolahnya sudah semakin sepi. Mereka berjalan ke parkiran sekolah untuk mengambil motor Alam terlebih dahulu. Alam menaiki motornya, lalu memutar balikan posisinya keluar dari barisan untuk memakirkan motornya.
"Ayo naik!" seru Alam yang sudah duduk di atas motor.
"Bentar, gue susah naiknya. Gue kan pake rok lo gak liat?" lirih Ghea, dua tidak niat untuk beradu argumen dengan Alam karena dia masih lemas.
Memang benar bukan karena Ghea yang memakai rok saja, tetapi motor Sport milik Alam yang tinggi menambah mempersulitnya untuk naik.
"Gue bantu," ucap Alam sambil mengulurkan tangannya, dia ingin cepat pulang.
Ghea tidak menolak uluran tangan Alam karena dia ingin cepat-cepat sampai ke rumah dan merebahkan diri. Dia menerima uluran tangan Alam, lalu dia naik motor Alam dengan hati-hati. Alam terkejut dengan uluran tangan Ghea yang panas. Saat Ghea sudah duduk di belakang Alam, Alam lalu membalikkan sedikit badannya menengok ke belakang.
"Badan lo panas ya?" tanya Alam sambil meletakan tangannya di dahi Ghea tanpa izin.
"Masa sih?" jawab Ghea mengikuti Alam menempelkan lengannya di dahi.
"Tumben lo baik sama gue? Biasanya nyari ribut terus," lanjutnya.
"Gue gak akan nyari ribut sama lo, kalo lo sakit," ujar Alam lalu membuka jaket yang ia pakai sebelum naik motor.
"Pake!" suruh Alam.
"Gak usah, gue gak apa-apa," lirih Ghea sambil menoleh ke kiri.
"Kalo lo gak pake, gue gak akan nganter lo balik,"
Ghea memutar bola matanya jengah, lalu memakai jaket yang diberikan Alam. Setelah Ghea memakai jaket Alam, Alam menyalakan motornya dan pergi dari parkiran sekolah mengantarkan gadis itu pulang.
---#---
Alam memberi uluran tangannya lagi membantu Ghea turun dari motornya saat sudah sampai didepan rumah bercat putih berlantai dua yang sangat luas itu. Ghea menerimanya dan turun dari motor Alam. Dia berdiri di samping motor Alam.
"Thanks," ucap Ghea seraya merapihkan roknya.
"Lo ngomong apa gue gak denger?" seru Alam pura-pura tidak dengar.
"Thanks, Alam," geram Ghea. Tangannya gatal ingin menonjok cowok itu.
"Momen langka, seorang Ghea mengucapkan terima kasih,"
"Dasar ngeselin lo!" ucap Ghea sambil melepas jaketnya.
"Pake aja, nanti balikin di sekolah aja,"
"Gue masuk ya,"
"Oke,"
---#---
Kelas XII/IPA 5 yang biasanya ramai, mendadak hening karena ada guru yang mengajar saat ini. Mereka duduk di bangku masing-masing layaknya anak SD yang patuh pada gurunya.
Bu Fani mengabsen satu persatu murid kelas XII IPA/5. Orang yang dipanggil namanya oleh Bu Fani mengangkat tangannya sebagai pertanda bahwa dirinya masuk. Suasana kelas itu cukup tenang, membiarkan guru itu mengabsen.
"Alam Prasetyo?"
"Hadir,"
.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl VS Bad Boy {END}
RomanceDua insan yang tidak pernah akur, selalu terjadi percekcokan antara mereka berdua. Hingga tidak sadar mereka menjadi dekat, dan Alam menguak sesuatu dari Ghea yang baru dia ketahui. Gadis itu...gadis keras kepala, nakal, tapi suatu waktu dia bisa me...