35 - Pulang Kerumah

45.8K 1.9K 8
                                    

  Desfi dan Najwa baru saja ingin pulang, setelah menunggu koridor sepi. Najwa menghampiri kelas Desfi untuk mengajak pulang bersama. Jam masih menunjukan pukul 3 sore, masih di hari sama saat Reva menampar Desfi yang menyisakan kemerahan di pipi kanan Desfi. Kedua gadis itu berjalan di koridor secara berdampingan, dari lawan arah ada Arkie yang berjalan menghampiri Najwa dan Desfi.

"Naj, pulang bareng yuk!" ajak Arkie saat sudah berhadapan dengan Najwa. Sebelumnya dia pergi ke kelas Najwa, padahal gadis itu pergi ke kelasnya. Anehnya, mereka tidak bertemu di jalan.

"Tapi, kak Desfi gimana?" tanya Najwa bingung, dia menatap Desfi dan Arkie bergantian

"Gak apa-apa, lo pulang duluan aja. Gue masih ada urusan sebentar," jawab Desfi beralasan, dia tidak ingin menggagalkan modus Arkie.

"Beneran nih, Kak?" tanya Najwa untuk memastikan.

"Iya, ya udah gue cabut duluan ya!" pamit Desfi melambaikan tangan, dan melangkahkam kakinya ke suatu tempat.

"Iya, hati-hati Kak!"

Desfi berjalan menuju ruang UKS yang mungkin masih di buka,karena pipinya terasa panas dan perih bekas tamparan Reva dikantin tadi. Sedangkan Arkie dan Najwa berjalan menuju parkiran sekolah. Desfi berjalan menuju UKS sambil mengusap pelan pipinya yang merah, matanga sudah berkaca-kaca mengingat kejadian tamparan tadi.

"Gue benci lo Rev,lo berubah" gumam Desfi.

  Desfi terus berjalan di koridor yang sudah sepi dengan gontai, bahkan sedari tadi tidak ada yang lewat. Saat di belokan menuju arah UKS, Desfi terkejut karena berpapasan dengan Novan yang baru saja ingin pulang setelah dari kantin. Langkah kaki Novan terhenti saat berhadapan dengan Desfi, ia melihat mata Desfi yang berkaca-kaca dan tangan kananya menutupi pipi kananya.

"Sebenarnya, pipi lo kenapa sih? Dari tadi abis istirahat lo tutupin pipi lo terus," tanya Novan yang penasaran dengan Desfi yang menutupi pipinya.

  Novan tidak mengetahui kejadian Reva dan Desfi bertengkar tadi di kantin karena Alam dan teman-temanya saat itu berada di warung pojok. Alam dan teman-temanya pun tidak mengetahui pertengkaran kedua sahabat tersebut.

  Desfi menggelengkan kepalanya, "Gak apa-apa kok," jawab Desfi lalu berjalan kembali menuju UKS.

  Desfi melanjutkan berjalan, baru saja beberapa langkah, tangannya sudah di cekal oleh seseorang. Desfi menengok ke belakang dan yang mencekal tangannya adalah Novan. Novan menyingkirkan tangan kanan yang menutupi pipi Desfi, betapa terkejutnya dia.

"Ini kenapa bisa gini?" tanya Novan khawatir melihat pipi Desfi yang memerah.

"Lo emang gak tau?" tanya balik Desfi. Novan hanya menggelengkan kepalanya.

"Gue waktu istirahat ribut sama Reva, terus dia nampar gue," jelas Desfi, dia meringis mengingat kembali pertengkaran tadi.

"Kenapa gak diobatin dari tadi? Pasti sakit 'kan?"

"Iya lah, sakit"

  Novan menarik paksa tangan Desfi membawanya menuju UKS yang masih belum dikunci, hingga mereka sampai di UKS, Novan menyuruh Desfi untuk duduk di atas brankar. Novan mengambil semangkuk air hangat dan handuk kecil yang sudah di sediakan UKS.

"Kenapa gak bilang dari tadi sih?" tanya Novan sambil menempelkan handuk yang sudah di rendam dengan air hangat untuk mengompres pipi Desfi.

"Sstt ...aw, pelan-pelan sakit," ringis Desfi, sambil sedikit menutupi pipinya menggunakan sebelah tangannya.

"Udah tau sakit! Bukanya diobatin dari tadi!" kesal Novan, dia menjauhkan tangan Desfi yang menutup pipi gadis itu.

"Mana gue tau, jadi perih gini. Pipi gue merah, ya?"

Bad Girl VS Bad Boy {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang