20 - Persiapan Pensi

53.4K 2.1K 11
                                    

Tet..tet...tet..

   Bel berbunyi tiga kali menandakan waktunya untuk pulang berhubungan besok diadakan Pentas Seni, dan seluruh murid dipulangkan dengan cepat. Suasana lorong sekolah sangat ramai karena murid-murid SMA Pelita bergerombol menuju gerbang sekolah. Anggota OSIS masih berada di sekolah karena bertugas mempersiapkan pensi besok yang diadakan di sekolah.

     Bu Eka, selaku pembina OSIS sedang sibuk menyiapkan ini itu yang diperlukan saat pensi nanti. Setelah dihitung anggota OSIS yang membantu persiapan, ternyata mereka kekurangan orang, Bu Eka yang selaku jadi wali kelas XII IPA/5 meminta beberapa muridnya ikut membantu untuk persiapan pensi esok hari. Seperti sekarang, Novan dan Desfi diminta untuk mengantar undangan ke sekolah lain, sebagai mempererat persahabatan sekolah. Arkie, Shifa dan Reva diminta membantu anak OSIS dan masih banyak lagi anak kelas XII IPA/5 yang juga membantu anak OSIS. Alam dan Ghea tidak ikut membantu, karena mereka disuruh untuk latihan saja diruang musik. Sebelumnya baik dari kubu Alam dan kubu Ghea sempat menolak diminta bantuan, tetapi karena Bu Eka mengancam nilai mereka jadi...ya apa dayalah mereka sekarang.

"Mau nganterin undangan ke sekolah mana dulu?" tanya Novan pada Desfi yang sekarang mereka berdua ada di parkiran.

"Bentar, ada SMA Garuda, SMA Nusa Bangsa sama, SMA Bhakti," jelas Desfi yang sedang membaca undangan di tangannya satu persatu.

"Ke SMA Bhakti aja dulu, yang lebih dekat" usul Novan, melihat rawut kebingungan dari wajah Desfi.

"Oh, oke,"

"Cepet naik!" perintah Novan yang sudah duduk di motornya.

"Lo gak liat? Gue pake rok pendek Nov, gimana gue naik susah," keluh Desfi, dia melirik roknya itu.

"Ck, suruh siapa pake rok pendek," cibir Novan sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Suruh nenek moyang gue, ya terserah gue lah," ketus Desfi sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Makanya kalo pake rok, panjangin dikit. Lo pake rok di atas lutut udah ngelanggar aturan," jelas Novan, dia tidak sadar dengan dirinya sendiri. Memang manusia sering tidak mau kalah.

"Kayak gak pernah melanggar aturan aja," dumel Desfi karena kesal dengan cowok yang ada di hadapannya.

   Dan yah seperti biasa, pertempuran dimulai. Antara dua kubu yang memiliki sifat sam yaitu, keras kepala dan tidak mau kalah.

"Gue anak baik ya," bela Novan.

"Bac*t, anak baik dari mana?" tanya Desfi sambil mengangkat dagu, angkuh.

   Semua murid yang ada di parkiran melihat Novan dan Desfi yang sedang adu mulut di parkiran yang sedikit ramai. Tapi dua insan itu antara tidak sadar atau memang disengaja pura-pura tidak melihat.

"Udah lo diem aja, cepet pake!" seru Novan sambil memberikan jaket yang baru dia lepaskan pada Desfi.

"Dari tadi kek," ketus Desfi sambil mengambil jaket yang diberikan Novan dengan kasar.

"Cepet naik!" kata Novan, dia berusaha menahan amarahnya yang ingin meledaj.

"Iya, sabar gue naik nih!" ungkap Desfi, dia mengikat jaket Novan di pinggangnya untuk menutup pahanya saat duduk di atas motor.

    Desfi naik ke motor Novan sambil memegang bahu cowok agar dia tetap seimbang, lalu mereka pergi keluat area sekolah menuju tujuan beberapa sekolah yang berbeda.

******

"Hai Naj!" panggil Arkie pada Najwa yang sedang membuka sebuah kardus berukuran sedang.

Bad Girl VS Bad Boy {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang