23 - Acara Pensi

52.8K 2.3K 37
                                    

     Setelah Ghea merasa tenang, Alam mengajaknya ke kantin untuk menemui sahabat-sahabatnya di sana. Selama diperjalanan tidak ada yang saling berbicara karena mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Hingga tiba di kantin mereka berdua menangkap sahabat-sahabatnya yang ada di pojok kantin tapi beda meja. Ghea berjalan kemeja sahabat-sahabatnya begitupun dengan Alam yang ke meja Sahabat-sahabatnya.

"Kenapa lo, diem terus?" tanya Shifa saat Ghea sudah duduk bergabung dengannya.

"Gue masih kaget sama kejadian di Rooftop," jawab Ghea, dia menghela nafas.

  Desfi mengerjapkan matanya sambil menatap Ghea, "Lo kenapa di Rooftop? Gak di apa-apain 'kan sama Alam?"

"Engga kok, gue kaget waktu gue mau jatuh di Rooftop sekolah," jelas Ghea, kepalanya terasa pusing jika mengingat kejadian tadi.

"Kok bisa?" tanya Rachel yang semakin penasaran, dia merapatkan dirinya ke arah meja siap mendengarkan cerita Ghea yang duduk di hadapannya.

"Lagian kalian kemana sih? Ninggalin gue lagi," sinis Ghea, karena dia ditinggal di Rooftop.

"Hehe, maaf kita dipaksa ikut antek-anteknya Alam," kata Desfi, dia menunjuk meja yang di tempati Alam dan lainnya menggunakan dagu.

  Shifa memperbaiki posisi duduknya menjadi tegak, "Kok bisa sampe mau jatoh?" tanya Shifa sambil melipat kedua lengannya di atas meja.

"Gue 'kan lagi duduk di pinggir gedung Roftoop, kaget tiba-tiba ada Alam di pinggir gue narik Headset. Karena itu jadinya gue hampir terjun ke bawah gedung kalo gak ditarik Alam," jelas Ghea, mengingat kembali kejadian tadi di Rooftop.

  Desfi mengangguk paham, matanya menyelidiki kejanggalan antara Ghea dan Alam, "Untung lo selamat, terus lo sama Alam kenapa kayak jadi canggung gitu?"

  Ghea memajukan badannya, dia ragu antara menceritakannya atau tidak, "Sini merapat!" bisik Ghea.

  Sahabat-sahabat Ghea merapat mendekati meja, Reva sampai mendekatkan telinganya agar tidak ada bagian cerita yang dia lewatkan sedikitpun.

"Jadi gini, gue 'kan kaget setengah mati dikira ajal gue datang, dia meluk gue waktu gue masih kaget sambil ngelus kepala gue biar tenang," bisik Ghea sangat pelan, dia malu.

"Waterpark!" pekik Desfi sambil membelalakan matanya tak percaya.

  Shifa menutup kedua telinganya, karena suara pekikan Desfi yang duduk di hadapannya, "Berisik lo! what the fu*k bukan waterpark!"

"Beneran?" tanya Rachel masih tidak percaya dengan ucapan Ghea.

"Beneran, pada kenapa sih? Biasa aja kali" Ghea mendengus sambil memutar bola matanya malas, melihat respon sahabat-sahabatnya yang berlebihan itu.

"Bagi kita gak biasa, seorang Alam yang dingin sedingin di Antartika bisa Sweet gitu," sahut Desfi menggebu-gebu.

"Apalagi, dia gak irit kalo ngomong sama lo," ucap Shifa, tak lupa dengan senyum jahilnya. Ghea hanya mengedikkan bahunya acuh.

     Alam bangkit dari duduknya, dia berjalan menuju meja Ghea dan sahabat-sahabatnya yang tadi sempat heboh entah karena apa dia tidak tau.

"Ghea kita kebagian kapan ngisi acara pensi?" tanya Alam sambil melirik Ghea.

   Lima gadis yang sedang berbincang itu seketika diam, dan beralih menatap seseorang yang baru saja datang.

"Cie.. kita, ekhem!" goda Rachel, dia memainkan kuku jarinya.

Bad Girl VS Bad Boy {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang