28 - Persiapan Acara Kevin

50.8K 2.1K 42
                                    

     Kevin melajukan mobilnya ke suatu tempat yang memiliki sebuah gedung yang sedang di dekorasi. Mobil Kevin berada paling depan karena dia yang tau di mana tujuannya, diikuti mobil Steve dan mobil Alam. Tempat itu sangat ramai, banyak pekerja yang keluar masuk membawa barang kebutuhan dekorasi.

    Mereka turun dari mobil saat sudah sampai. Disaat semuanya sudah masuk ke dalam gedung, Ghea dan Alam masih ada di dalam mobil.

"Jangan bikin masalah, awas aja lo!" ancam Alam, dia mematikan mesin mobilnya.

  Ghea mendelik ke arah Alam, "Iya bawel, Bodyguard gue ya?"

"Enak aja lo, gue calon imam lo," canda Alam sambil berbisik, dia tersenyum miring.

   Ghea menoyor kepala Alam.
"Gak sudi gue! Lo jadi calon imam gue," cibir Ghea, adakah manusia lain selain Alam? Oh, tentu. Ada banyak!

"Kepala lo kenapa sih? Kebentur apa? Lo jadi tiba-tiba baik gini," tanya Ghea beruntun, dia heran dengan perubahan perilaku Alam.

  Reflek Alam memegang kepalanya sendiri, "Kepala gue baik, gue cuma mau jagain lo doang."

"Gak usah repot-repot jagain gue, gimana pun juga, lo adalah musuh gue!" ketus Ghea, dia membuang muka ke arah jendela luar.

"Udah amanah, harus dilaksanakan," seru Alam.

"Tau ah, gue mau masuk!" ujar Ghea, dia melepas seat belt lalu keluar dari mobil.

   Alam keluar dari mobil, tak lupa menguncinya dan mengikuti Ghea masuk ke gedung. Sampai di dalam gedung tersebut, sudah beberapa ruangan yang sudah hampir beres di dekorasi dengan sangat indah, bertema Monokrom.

"Kak Rara!" sapa Ghea pada Raisya, dia tersenyum.

"Hai, Ghea. Ya udah, anak cewek ikut gue cobain baju yang udah gue pesen," seru Raisya yang sedang berbincang dengan sahabat-sahabatnya.

"Lama banget Dek turunya?" ucap Kevin yang melihat Ghea dan Alam baru saja datang.

"Mungkin mereka abis macem-macem di mobil," sahut Steve dan mendapatkan toyoran dari Rachel.

"Otak lo tuh, yang mikirnya macem-macem!" ketus Rachel sambil menatap tajam Steve yang berdiri di sebelahnya.

   Ghea terkekeh mendengar perdebatan Steve dan Rachel.
"Biasa Bang, debat Pilpres dulu!" jawab Ghea santai, matanya melirik Alam sekilas.

"Sok formal, lo!" sahut Shifa.

"Adek Abang dari dulu gak pernah akur sama Alam?" tanya Kevin sambik terkekeh, dia melirik Alam dan Ghea secara bergantian.

"Pernah kok Kak, mereka waktu di sekolah pernah pel- mphmph," ucapan Desfi terputus karena mulutnya tiba-tiba di bekap Novan. Novan menatap Desfi sambil menggelengkan kepalanya, dia memberi isyarat agar tidak diberi tau kepada yang lain.

   Ghea dan Alam membeku seketika seperti disambar petir di siang bolong. Mereka memandang satu sama lain, karena mereka ketahuan saat di depan kamar mandi.

"Pernah apa? Apa?" tanya Rachel yang mulai kepo, ada sesuatu yang dia lewatkan.

"Jangan dikasih tau," bisik Novan pada Desfi yang ada di sebelahnya.

  Desfi menyengir, "Gak jadi."

"Go, Girls!" ajak Raisya.

      Ghea dan sahabat-sahabatnya diajak Raisya menuju ruangan tertutup seperti untuk ganti baju. Mereka masuk dan langsung disuguhi dengan sebuah Dress yang cantik. Berwarna hitam di bagian atasnya dan tidak terlalu terbuka.

Bad Girl VS Bad Boy {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang