38 - Ghea Kembali

46.8K 1.9K 230
                                    

Sudah setengah jam Ghea tertidur pulas di Sofa, setelah Alam menenangkannya beberapa kali. Alam berjalan menaiki tangga menuju kamar Ghea. Saat berada di kamar Ghea, Alam mengambil selimut yang ada di kamar itu lalu membawanya ke bawah.

Alam memakaikan bantal yang ada di sofa pada kepala Ghea, dengan alasan takut leher Ghea sakit karena tidur tidak menggunakan bantal. Setelah itu, dia memakaikan selimut yang diambil dari kamar Ghea tadi.

Alam mendudukkan dirinya pada sofa yang ada di sebelah Ghea, setelah hal yang harus dia lakukan sudah selesai. Baru saja beberapa menit Alam duduk, dia mendengar deringan dari lantai dekat sofa Ghea. Alam mendekati suara tersebut dan menemukan Hp Ghea yang bertuliskan panggilan masuk dari 'Bunda', tanpa berpikir panjang Alam mengangkatnya.

"Assalamu'alikum, Ghea"

"Wa'alaikumsalam, ini Alam Bun"

"Oh, Alam. Gheanya mana?"

"Ghea lagi tidur, ada apa Bun?"

"Engga, tadi Bunda baru cek Hp terus ada panggilan tidak terjawab dari Ghea"

"Oh itu Bun, tadi Ghea nonton berita ada peristiwa pembunuhan suami-istri dari Surabaya. Ghea jadi cemas sama Bunda, Psikomatisnya muncul Bunda," jelas Alam, dia menatap langit-langit ruangan itu.

"Sekarang Ghea gak apa-apa, 'kan?"

"Gak apa-apa, Bunda jangan cemas"

"Nanti kalo Ghea bangun, bilangin Bunda sama Papanya di sini gak apa-apa"

"Iya, nanti Alam bilangin"

"Ya udah Alam, Bunda titip Ghea. Di sini masih banyak urusan. Assalmu'alaikum"

"Ya Bun, wa'alaikumsalam"

******

Ghea, Najwa dan Desfi sudah duduk di dalam kantin sejak 10 menit yang lalu. Mood Ghea sudah membaik dan sudah agak nafsu makan. Ghea kembali ceria, meja yang diisi Ghea sangat ramai walau hanya 3 orang yang duduk di sana. Gadis berambut coklat tersebut melahap satu-persatu bakso yang dia pesan, seisi kantin menatap Ghea aneh, tapi Ghea tidak akan memperdulikan orang di sekitarnya, menurut kurang penting.

"Kok lo gak cerita sih? Reva nampar lo," tanya Ghea, dia meminum es teh meliknya.

"Udah biarin aja, nanti juga sadar terus minta maaf sama gue," jelas Desfi, dia meminum jus jeruk yang tadi dia pesan.

"Kak, nanti kita pulangnya ke Rumah Sakit yuk! Jenguk Kak Rachel" ajak Najwa, dia tersenyum melihat Ghea dan Desfi secata bergantian.

"Ayo, nanti kita pulangnya ke sana!" jawab Desfi. Ghea hanya mengangguk setuju.

"Tau gak Ghe? Kemaren waktu lo gak masuk, Bu Rumi nanyain lo tau," seru Desfi sambil terkekeh.

"Nanyain kenapa?" tanya Ghea penasaran, dia menunggu jawab Desfi.

"Katanya sih gini, 'Ghea kemana aja? Jarang mampir ke BK lagi udah tobat dia?' gitu katanya," jelas Desfi mengikuti suara Bu Rumi yang agak sedikit logat jawanya.

"Hahaha...dasar guru aneh, gue ke BK dimarahin, terus katanya kapan tobat. Gue jarang ke BK, ditanyain terus. Kangen berat kayaknya sama gue yang suka bolos, manjat pager, jahilin guru, ganggu kelas lain," jelas Ghea, dia kembali tertawa kencang melepas bebannya.

"Emang aneh Bu Rumi," jawab Desfi ikut tertawa dan mengangguk setuju.

Ghea kembali memasukan sepotong bakso ke dalam mulutnya. Dia merasa bebannya sedikit terangkat saat bersama Desfi dan Najwa yang mengerti dirinya. Baru saja dia senang, tiba-tiba perusuh datang mendekati meja Ghea yang sedang menikmati makanan yang mereka pesan.

Bad Girl VS Bad Boy {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang