13 - Terlambat

57.1K 2.4K 5
                                    

   10 menit berlari sejak turun dari Bis yang mogok, sekarang Ghea sudah sampai di depan gerbang SMA Pelita yang sudah tertutup rapat, karena sekarang sudah jam 07.10 WIB sesuai peraturan sekolah jika ada murid terlambat, harus menunggu hingga jam 07.30 WIB agar gerbang dibuka oleh guru BK dan akan mendapat hukuman sebelum boleh masuk ke kelas.

      Ghea tiba di depan gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat dengan nafas tersengal-sengal karena berlari, bajunya sedikit basah oleh keringat, deru nafasnyapun tidak teratur.

"Pak buka gerbangnya dong!" pinta Ghea sambil menggedor-gedor gerbang berharap satpam sekolah membukanya.

Sial hari ini gara-gara sahabat laknat gue, udah ninggalin, ngempesin ban mobil gue dan segala tadi bis mogok lagi, sial!!- batin Ghea

"PAK BUKAIN, PANAS DISINI NIH!" teriak Ghea.

    Tidak ada balasan dari dalam sekolah, Ghea sudah pasrah dan duduk di depan gerbang sambil meluruskan kedua kakinya yang pegal karena sudah berlarian yang tidak menghasilkan apa-apa karena gerbang sudah ditutup.

   Ghea menunduk sambil meremas roknya karena terik matahari yang mengganggunya dan tidak menghiraukan tatapan orang yang lewat melihatnya.

"Ngapain lo disini? Jadi gembel apa mau ngemis?"

   Ghea mendongak dan menemukan Alam di hadapannya, "Sialan lo ngatain gue, lo gak liat gue telat?"

"Lagian ngapain juga lo duduk di situ, kayak mau ngemis aja," ucap Alam sambil terkekeh.

"Kaki gue pegel abis lari, puas lo?" ucap Ghea sewot, dia membuang mukanya.

"Sahabat lo pada kemana? Gak berangkat bareng?" tanya Alam.

"Sahabat laknat gue udah ada di dalem kelas," ketus Ghea.

   Alam memerhatikan orang yang berlalu lalang yang memerhatikan Ghea yang sedang duduk menggunakan rok pendeknya yang membuat kaum adam lapar. Alam mendengus sambil membuka  jaketnya dan dilemparkan ke kepala Ghea dengan asal.

"Pake buat nutupin paha lo, dari tadi lo gak nyadar banyak yang ngeliatin?" ujar Alam.

"Argh...rambut gue berantakan nih!" keluh Ghea sambil mengambil jaket yang ada di kepalanya untuk menutupi pahanya, karena dia mengunakan rok di atas lutut.

   Alam membungkukkan badannya dan dengan jail mengacak rambut Ghea dengan tangan kanannya.

"Sekalian berantakan, gak tau terima kasih lo," cetus Alam sambil terkekeh.

"Ih, rambut gue awas aja lo!" Ancam Ghea, menepis kasar tangan Alam.

"Berapa menit lagi gerbang dibuka?" tanya Ghea sambil merapikan tatanan rambutnya.

"10 menit lagi,"

"Gak tau apa gue di sini kepanasan kayak kepiting rebus dijemur di sini, dasar guru si-" ucapan Ghea terhenti karena Alam memberi kode melalui matanya untuk membalikan badannya ke arah gerbang di belakangnya.

     Bu Rumi sudah ada di belakang Ghea, entah sejak kapan itu sambil membawa penggaris di tangannya.

"Dasar guru apa Ghea? Kenapa tidak dilanjutkan ngomongnya?" tanya bu Rumi, mengetukkan penggarisnya yang ada di tangannya.

"Hehe ibu, gak ngomong apa-apa kok," jawab Ghea sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Ngapain duduk disitu? Alam bantu Ghea bangun, ibu tunggu kalian di lapangan," seru Bu Rumi lalu masuk ke dalam gerbang sekolah yang sudah di buka.

"Mampus Lo! Cepetan," kata Alam sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Ghea berdiri.

   Ghea meraih uluran tangan Alam, saat hendak berdiri, secara tiba-tiba Alam melepaskan uluran tangannya membuat Ghea kembali jatuh terduduk.

Bad Girl VS Bad Boy {END} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang