M&M : 3

4.7K 289 0
                                    

Happy reading!

"If you're making mistakes, it means you're trying"

***

"Jadi, apa yg ingin kau bicarakan?" Tanya Mahesa setelah ia telah kembali rapi dengan setelan kemeja dan jas nya.

Di salah satu sudut ruangan itu, kekasihnya yg bernama Johanna duduk di sofa dengan santai. Beberapa kali, Anna, panggilan yg ia berikan sendiri, melihat ke arah Sita dan tersenyum.

Sita membalasnya dengan anggukan dan juga tersenyum canggung.

"Sita, aku berbicara padamu." Ujar Mahesa menarik perhatian Sita.

"Oh, Eh iya pak. Anu, itu tadi Linda bilang bapak mau ketemu saya. Ada apa ya pak?" Akhirnya Sita menyatakan maksudnya sebelum Mahesa menegurnya lagi.

Kening Mahesa terlihat mengerut sebentar sebelum akhirnya pria itu mengingat sesuatu.

"Ah, iya. Jadi, mana laporan yg aku minta? Apa kau lupa aku memintamu untuk memberikan laporan jam 8 pagi? Dimana laporan itu?" Tanya Mahesa dengan nada menuntut.

Wajah pria itu terlihat kesal dan tidak senang. Berbeda dengan Sita yg terbengong tidak percaya dengan apa yg ia dengar. Kepala Sita langsung melirik meja kerja Mahesa dan mencari keseluruh sudut meja. Dimana laporan itu?

Ia bersumpah dalam hati bahwa ia telah meletakkan laporan itu tepat di meja kerja Mahesa. Sungguh ia tidak mungkin lupa.

"Ta... tapi, seharusnya--" jari Sita menunjuk ke arah meja kerja Mahesa.

"Saya sudah meletakkannya, pak. Laporan itu--"

"Aku tidak peduli. Kenyataannya, aku belum menerima laporan itu. Apa kau pikir aku buta? Aku tidak mau tau! Aku berikan kau waktu 15 menit untuk memberikan laporan itu atau kau kupecat." Jelas Mahesa memotong perkataan Sita dan membuat wanita itu seketika pucat saat mendengar konsekuensi dari nya.

Melihat kepanikan dan ekspresi Sita yg ketakutan, diam - diam Mahesa tersenyum puas.

"Apa kau ingin kupecat?"

Tubuh Sita tersentak dan ia refleks menggeleng.

"Tidak, pak."

"Kalau begitu segera kerjakan tugasmu! Waktumu 13 menit lagi. Atau ucapakan selamat tinggal pada kantor ini."

***

Mahesa memandangi wanita bertubuh gemuk itu dengan tajam. Bagaimana wanita itu terlihat tersiksa dengan perintah - perintah yg ia berikan, membuatnya merasa puas.

Ia sekilas tersenyum saat melihat Sita mengumpat tanpa suara saat harus mencetak ulang laporan yg sebenarnya sudah ia baca dan terima pagi tadi. Entah mengapa, menyiksa wanita itu membuatnya terhibur.

Mengingat bagaimana wanita itu telah mempermalukan dirinya di hadapan seluruh karyawan perusahaannya, membuat Mahesa kembali kesal.

Meski begitu, ia harus mengakui bahwa pekerjaan wanita itu benar - benar rapi. Sangat bagus dan teliti. Dari pertama kali menerima laporan yg diberikan Sita, jujur Mahesa sudah puas dengan hasil kerjanya. Namun, keinginan untuk sedikit memberi pelajaran pada Sita membuat sisi jahatnya bangkit.

"Kenapa kau begitu kejam padanya?" Anna berjalan mendekat dan menompangkan dagunya di bahu Mahesa.

Wanita itu menatap iba Sita yg tengah sibuk merapikan lembaran - lembaran laporan yg begitu banyak.

"Dia pantas mendapatkannya. Ia telah menjatuhkan harga diriku." Jawab Mahesa tidak peduli.

Anna mendengus, "Tidak ada yg pantas mendapat siksaanmu hanya karena ia tidak sengaja mempermalukanmu."

Marsita & MahesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang