M&M : 15

3.9K 263 1
                                    

Happy Reading!

Sita berlari secepat yang dia bisa setelah melompat turun dari ojek. Ia mencari tempat sebuah bar yg tadi diberitahu Hendra padanya. Rasa panik menguasainya, tidak pernah ia mendengar suara Hendra semenyedihkan itu. Bahkan saat anjingnya meninggal, Hendra tidak seperti ini. Dan hanya org yg tidak mengenalnya yg tidak tau betapa ia mencintai peliharaannya itu.

"Permisi, maaf permisi." Ujar Sita saat terburu - buru melewati kerumunan orang yg tengah menari dan berjoget.

Beberapa orang dalam keadaan mabuk mengumpat saat Sita tidak sengaja menabrak mereka. Namun, Sita mengabaikannya hingga ia menemukan sosok Hendra yg sudah setengah sadar duduk di meja bar.

"Hendra?" Sita menyentuh bahu Hendra yg kemudian menoleh saat mendengar suaranya.

Aroma alkohol yg kuat menampar wajah Sita saat Hendra mengayunkan tubuh ke arahnya. Pria itu memeluk Sita dan mengigau.

"Lamaaaaa... lu lamaaaa.. heuk!" Erang Hendra diselingi cengukan.

Sita harus menahan tubuh Hendra dengan sekuat tenaga agar tidak jatuh menimpanya. Pria itu benar - benar mabuk. Sita membayangkan berapa botol yg telah ia habiskan hingga seperti ini?

"Woy, jan- Hendra! Yg bener dd-- Busyeeet!" Tubuh Hendra yg bergerak sesuka hatinya membuat Sita sulit untuk membopongnya.

"Permisi mas, pintu keluar dimana ya?" Tanya Sita setelah berhasil menahan lengan Hendra tetap melingkari lehernya.

Bartender yg ditanyai Sita menunjuk ke arah pintu di sebelah kanan. Cukup dekat dan mudah dilalui dibanding harus melewati kerumunan manusia yg tengah kehilangan kesadaran di tengah ruangan.

Penuh perjuangan serta godaan yg terlontar padanya, akhirnya Sita berhasil mengeluarkan mereka dari tempat mengerikan itu. Seumur - umur Sita tidak pernah masuk ke tempat seperti itu dan setelah mencoba, ia sama sekali tidak tertarik untuk kembali.

"Mana kunci mobil lu?" Tanya Sita setelah mendudukkan Hendra di bebatuan trotoar.

Yang ditanya hanya menyengir dan sesekali menggumamkan hal tidak jelas. Percuma menunggu, Sita berjongkok didepan Hendra dan mulai merogoh saku jas pria itu. Tidak ada. Saku kemejanya.

"Hey.. geli.. heuk.. apa yg kau.. heuk.. lakukan?" Gumam Hendra tidak jelas.

"Halah, diem lu. Buruan dimana kunci mobil lu, nyong?" Acuh Sita sembari menepis tangan Hendra yg terayun ke arahnya.

Tidak ditemukan di bajunya, terakhir adalah saku celana. Sesaat Sita ragu sebelum akhirnya merogoh saku celana Hendra dan membuat pria itu menggeliat. Satu tangan Hendra menarik lengan Sita dan yg lain menarik pinggangnya.

Begitu tiba - tiba hingga membuat Sita terpekik kaget dan kehilangan keseimbangan hingga tubuhnya terhuyung menimpa Hendra.

"Lu apa - apaan sih He--" kata - kata Sita terputus saat ia membuka mata dan melihat sorot mata Hendra dibawahnya.

Mata itu balas menatap matanya dengan lembut. Sorot mata yg selama ini ia harapkan dari Hendra. Sorot penuh rasa sayang dan mendamba.

Sita terdiam. Ia menahan nafasnya, tidak berani bergerak. Posisi itu bertahan selama 5 menit sebelum akhirnya Hendra melepaskan genggamannya di lengan Sita dan kemudian tertidur.

"What the--" Melihat perbuatan Hendra membuat Sita akhirnya sadar.

Kesal, Sita memukul jidat Hendra dengan keras hingga pria itu mengerang kesakitan.

"Enak bener lu ya! Buru bangun, gua tinggal juga lu disini!" Teriak Sita menarik paksa Hendra hingga pria itu berdiri dan menyeretnya ke mobil.

🍂🍂🍂🍂🍂

Marsita & MahesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang