M&M : 4

4.2K 287 2
                                    

Happy reading!

'Sit, gua di lobby.'

Pesan itu masuk tepat ketika Sita tiba di lantai dasar. Wanita itu mengangguk dan berjalan cepat keluar dari lift menuju pintu keluar lobby. Matanya sibuk mencari mobil Ford Escape milik Hendra.

"B 3413 MIN... B 34-- Ah!" Setelah menemukan mobil yg dia cari, Sita dengan cepat berjalan mendekat.

"Woy! Lama lu! Buruan!" Seru Hendra yg menurunkan jendela bagian pintu penumpang yg akan dibuka Sita.

Wanita itu segera masuk ke kursi samping supir. Sebelum menjawab ocehan Hendra, wanita itu hanya tertawa dan memasang sabuk pengaman.

"Tadi liftnya berebut mulu. Pusing gua."

Hendra mendengus becanda dan membawa mobilnya pergi.

"Hampir jadi mummy gua nungguin lu."

"Lebay lu. Btw, tumben lu jemput gua? Lagi berantem lu sama Sasa?" Tanya Sita to the point.

Karena sepengetahuannya, Hendra tidak akan memperdulikan dirinya apabila ia sedang baik - baik saja dengan sang kekasih. Yang berarti saat ini pasti ada masalah dalam hubungan mereka.

Melihat Hendra hanya diam, Sita sudah bisa mengambil kesimpulan. Wanita itu menghela nafas dan menatap kasihan sekaligus kesal pria disampingnya.

"Kenapa lagi? Kebodohan apalagi yg lu lakuin sekarang?" Tanya Sita mencoba untuk membuat Hendra menceritakan masalahnya.

Wajah pria itu terlihat tidak senang. Hanya diam dan menatap lurus ke depan. Sama sekali tidak berniat menjawab pertanyaan Sita. Yang akhirnya menbuat wanita itu menyerah dan mengangkat bahu.

"Yah, kalo lu ga mau cerita juga gapapa. Btw--"

"Dia selingkuh."

Kata - kata itu membuat Sita diam dan menoleh cepat. Menatap Hendra dengan mata bulat sempurna.

"WHAT?!" Teriak Sita begitu keras hingga membuat Hendra mengernyit karena telinganya berdengung.

"Berisik lu dugong!"

"Eh, eh gua gamau tau. Ceritain ke gua gimana bisa? Cewe yang begitu mencintai lu bagaikan lu adalah hidup dan mati maupun nafas dan jiwanya itu NYELINGKUHIN LU?!!" Kali ini Sita tidak sadar telah mengeluarkan apa yg selama ini dia pikirkan tentang gadis itu meski itu memang kenyataan.

Hendra menatap sesaat Sita disamping nya dengan tatapan kesal.

"Lebay banget sih lu! Mencintai gua apaan? Taik!" Maki Hendra kesal.

Sita bisa melihat bahwa dirinya telah membuat pria disampingnya emosi. Bukan pada dirinya, namun pada seorang wanita disana.

"Bodo amat gua lebay. Tapi, kan lu sendiri tau betapa posesifnya dia sama lu? Yg ngechat sama gua aja cemburu. Lah lupa apa dia gimana bentukan gua?" Ujar Sita mencoba mengingat betapa sakit perasaannya saat harus rela dijauhi Hendra yg adalah sahabatnya karena kekasih pencemburu nya itu.

'Maaf Sit. Tapi, gua gabisa sering - sering chat sama lu lagi. Sasa ga suka.'

'Lu kenapa Sit? Maaf gua gabisa balas Line lu. Sasa tau pass gua. Ntar dia buka berabe.'

'Hmm, maaf Sit. Bukan gua ga mau bantu. Tapi, gua ga enak sama Sasa.'

Sesaat Sita terbawa ke masa lalu. Ingatan pahit yg masih tersimpan itu membuatnya menatap kosong jalanan di depan. Hingga suara Hendra menyadarkannya kembali.

"Sit? Sit? Woy!"

"Eh iya iya, apa?"

"Wah wah hati - hati lu. Hati - hati."

Marsita & MahesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang