M&M : 20

4K 240 7
                                    

Happy Reading!

Hendra mengumpat pelan saat terbangun dan menemukan bahwa dirinya dan Sasa telah melakukannya. Ia tidak begitu ingat kejadian kemarin malam, yang ia tahu Sasa meminta bertemu disebuah club di daerah Setiabudi. Tempat paling tidak disukai Hendra untuk diinjak oleh Sasa. Gadis itu akan melakukan hal itu jika ada sesuatu yang membuatnya stress. Dan saat Sasa mengatakan bahwa dia berada disana, dengan segera Hendra menyusulnya.

Tapi, apa ini? Kenapa dia dan Sasa bisa berakhir di kamar hotel dengan tanpa menggunakan apapun? Apakah mereka melakukannya? Sial!

Hendra dengan segera bangun dari tempat tidur dan menyebabkan guncangan yang membuat Sasa terbangun.

"Hendra..." gumam Sasa khas suara baru bangun.

Gadis itu menarik selimut dan mengintip Hendra yang kini tengah memakai kembali pakaiannya dan sama sekali tidak mendengarkan.

"Ndra? Kamu mau kema--"

"Apalagi sekarang Sa?!" Tanpa diduga Hendra berseru marah dan menatap Sasa kesal.

Sasa tersentak, "Apa maksudmu?"

Frustasi, Hendra meremas rambutnya dan mengerang.

"Demi tuhan Sa! Apa yang sebenarnya lu mau?! Lu bilang ada masalah, gua datang! Gua temenin lu minum! Tapi kenapa bisa jadi gini?!" Bentak Hendra lagi kali ini menggunakan sebutan yang tidak pernah ia gunakan pada Sasa.

Gadis itu terlihat takut dan perlahan duduk di kasurnya, menatap Hendra menyesal.

"Aku.. aku cuma kangen sama kamu Ndra." Ujar Sasa dengan suara bergetar.

"Kangen?! Setelah lu campakin gua? Lu kangen? Bukan gini cara melampiaskan kangen lu Sa! Astaga! Lu uda milik orang Sa!"

"Engga! Aku bukan milik dia! Aku ga pernah jadi milik dia! Ndra! Aku mohon.. dengerin aku dulu! Ndra!!" Teriak Sasa panik karena Hendra sudah tidak peduli dan berjalan pergi.

Gadis itu menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan mengejar Hendra.

"Ndra! Tunggu dulu! Aku bakal jelasin kenapa aku.."

"Udah lah Sa! Gua udah muak! Harusnya gua ga nemuin lu! Kita uda berakhir dari 3 bulan yang lalu dan please! Lupain gua!" Teriak Hendra menghempaskan tangan Sasa yang mencoba menahannya.

Tidak peduli dengan tangisan Sasa yang terdengar, Hendra buru - buru mengambil kunci mobil dan barang - barangnya sebelum meninggalkan kamar.

Ia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 2.45 petang dan kembali memaki pelan. Sudah 5 jam ia telat dari waktu yang dijanjikannya pada Sita. Semoga saja wanita itu tidak marah.

Hendra merasa bersalah, sudah memaksa sahabatnya itu menemaninya tapi malah berakhir meninggalkannya. Seharusnya ia bersyukur memiliki sahabat seperti Sita dan melupakan Sasa. Jika dipikir, ia merasa lebih nyaman bersama wanita itu dibanding dengan Sasa.

Dengan cepat Hendra menaiki mobilnya dan menghidupkan mesin. Dia langsung pergi menuju hotel dimana ia meninggalkan Sita. Dan hanya butuh waktu 20 menit untuk tiba di hotel tempat Sita menginap.

Setelah memarkirkan mobilnya, Hendra langsung menuju kamar Sita dan mengetuknya. Menekan berulang kali bel kamar hingga membuatnya bingung kenapa Sita tidak juga menjawab? Apa terjadi sesuatu? Atau wanita itu sedang keluar? Tapi, Sita pasti akan mengatakanya jika benar.

"Ada yang bisa saya bantu, Pak?" Suara cleaning service mengejutkan Hendra.

Pria itu menoleh dan tersenyum tipis.

"Ini teh, yang nginep di kamar ini lagi keluar ya?" Tanya Hendra.

"Oh, neng yang badannya gemuk itu ya?"

Marsita & MahesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang