M&M : 13

3.7K 242 2
                                    

Happy Reading!

Setelah perubahan perilaku Mahesa yang kembali dingin, Sita hanya bisa pasrah. Kali ini ia sama sekali tidak tahu apa yang telah ia lakukan hingga Mahesa seperti itu. Apa sakit merupakan kesalahannya?

"Gila gua lama - lama, Lin." Rengek Sita setelah tugas terakhir yg diberikan pak Ayub telah selesai ia kerjakan.

Sita melipat kedua tangan di atas meja dan membenamkan wajahnya disana. Menggumamkan hal - hal yg sama sekali tidak di mengerti Linda.

"Udah santai aja. Selama hidup lu ga terganggu mah yaudalah. Lagian biasa atasan mah selalu gitu." Jelas Linda dengan mulut penuh buah.

"Tapi, gua ga bisa ga mikirin alasan kenapa dia gitu. Padahal sebelumnya hubungan kami baik. Malah menurut gua jd makin akrab. Lah tiba - tiba.." Sita kembali membenamkan wajahnya dan mengerang.

Mendengar perkataan Sita yg memang benar, Linda mulai berpikir. Sembari mengunyah pir, Linda menoleh dan bergumam.

"Teringatnya, dia mulai berubah setelah lu sakit kan? Nah, kembalinya dari kosan lu kan dia bete tuh. Apa mungkin dia sebenarnya nyampe terus dia ngeliat sesuatu? Lu ngapain pas dia dateng?" Tanya Linda semangat. Merasa tertarik dengan teka - teki yg terjadi.

Bingung, Sita mengangkat wajahnya dan menatap Linda kesal.

"Ngapain apa gua? Tau aja kagak kapan dia datang. Emang gua bakal ngapain juga sampe bikin dia bete gitu? "

"Ngomongin dia mungkin? Atau lu ga sengaja ngigau maki - maki dia. Dia dateng pas jam makan siang lho." Jelas Linda mencoba membuat Sita mengingat apa yg sebenarnya telah terjadi.

Sita terdiam, mencoba memproses ingatannya akan hari itu. Hari dimana ia terbaring tak berdaya di kasur. Ia hanya ingat dirinya berusaha membuka pintu untuk Gisel dan mendengar celotehan Gisel. Lalu yg ia lakukan hanya tidur hingga Hendra datang membawa bubur dan obat. Selebihnya ia tidak ingat apa yg terjadi, karena ia terbangun keesokan hari dan menemukan Gisel tengah menyiapkan sarapannya.

Setelah menceritakan hal itu, Sita kembali diam dan mencoba mengingat hal apa yg mungkin ia lakukan? Apa dia tidak sengaja memaki dan mengigau saat Mahesa datang? Atau mungkin saat Mahesa datang ia malah tertidur nyenyak dan sulit di bangunkan? Dia benar - benar tidak ingat.

"Hmm, kalo kaya gini gua juga bingung kenapa Sit. Mungkin memang uda takdir lu kali ya? Yang sabar ya Sit." Menyerah, Linda hanya menepuk bahu Sita memberikan semangat.

Menyebabkan Sita menatapnya dengan kesal.

"Ga guna lu."

🍂🍂🍂🍂🍂

"Laporan ini butuh tanda tangan pak Mahesa. Setelah kamu selesaikan, langsung minta tanda tangan beliau." Ujar pak Ayub setelah memberikan tumpukan laporan harian pada Sita.

Wanita itu mengangguk dan mengambil semua laporan itu.

"Tapi, pak Mahesa hari ini ada meeting di luar. Mungkin besok saya baru bisa minta tanda tangannya pak." Ujar Sita kemudian.

Pak Ayub mengangguk.

"Iya besok saya tunggu siang."

"Baik pak." Ujar Sita sebelum melangkah keluar ruangan.

Ia lalu menoleh ke kanan saat melewati ruangan Mahesa yang tertutup dengan sekat. Kembali memikirkan kenapa sikap atasan nya jadi seperti itu.

🍂🍂🍂🍂🍂

Terburu - buru Sita berlari menuju ruangan Mahesa dikarenakan jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi dan ia belum mendapatkan tanda tangan beliau. Sesuai perjanjian, ia seharusnya mengumpulkan laporan itu siang. Dan jika tidak buru - buru, bisa saja ia telat.

Marsita & MahesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang