Happy Reading!
'Mahesa'
Sita menatap layar ponselnya cukup lama, hingga Hendra harus menyadarkannya.
"Gak diangkat Sit?" Tanya Hendra karena Sita tak kunjung menjawab panggilan itu.
"Ah!" Setelah sadar, sudah terlambat.
Panggilan itu sudah berakhir.
"Yaah.."
Baru saja ia hendak menyesali keterlambatan, sebuah panggilan dari nomer yang sama kembali masuk. Langsung saja Sita mengangkat telpon itu.
"Halo? Iya pak? Saya lagi dijalan."
Raut wajah Sita berubah - ubah saat menerima telpon itu. Membuat Hendra membayangkan apa yg sedang mereka bicarakan. Namun, melalui ekspresi Sita ia bisa menyimpulkan bahwa sepertinya mereka akan batal pergi.
"Baik pak. Tapi, saya kemungkinan besok akan cuti." Gumam Sita pelan dan membuat Hendra menoleh sesaat.
Memeriksa bagaimana hasilnya? Seperti dugaannya, negatif.
"Tapi pak. Saya mau ke bandung.. Engh, saudara saya ada yg sakit... itu pak anu.. nenek saya.. iya pak.. Eh.. baik pak... Terima kasih pak.. iya pak nanti akan saya kirim.. iya pak.." jawab Sita satu persatu.
Setelah akhirnya selesai, Sita menghela nafas lega dan menyenderkan tubuhnya. Sedikit merasa bersalah karena tslah berbohong pada Mahesa.
"Nenek lu sakit?" Kekeh Hendra yang menyadari kebohongan Sita.
"Diem lu, gara - gara lu nih."
"Tadi lu bilang gamau cuti. Sekarang lu mau. Labil lu!" Ejek Hendra yang membuat Sita kesal.
"Yauda gajadi. Gua batalin." Sita menekan nomer Mahesa hendak menghubungi atasannya untuk membatalkan cuti, namun Hendra segera mencegahnya.
"Eh! Eh! Iya ampun! Ampun!" Teriak Hendra panik.
"Bodo amat! Nyetir lu sana!"
"Ih, iya maaf. Sensi amat sih. Gua cuma becanda lho."
Akhirnya, mereka benar - benar pergi ke bandung. Menghabiskan perjalanan dengan bercerita tentang teman mereka dan gosip lainnya. Sama sekali belum menyinggung hal yang sebenarnya ingin dikatakan Hendra. Sita tidak berani bertanya, hanya membiarkan pria itu mengeluarkan uneg - uneg sebelum akhirnya menceritakannya.
"Ndra, gua laper. Berhenti rest area bentar ya?"
"Oh iya, lupa gua si badak belum makan. Gua juga laper deng." Akhirnya Hendra membelokkan mobilnya masuk ke rest area.
"Gua mau beli kfc, lu mau apa?" Tanya Sita sembari membuka sabuk pengaman dan mengeluarkan dompetnya.
"Hmm, apa ya? Samain aja deh."
"Yaudah." Sita mengangguk dan keluar.
Ia berjalan menuju restoran cepat saji yang ramai pengunjung itu. Mengantri sesaat dan akhirnya memesan makanan.
"Pesen paket 2 nya 2 ya, mba. Take away ya." Ujar Sita pada pegawai kasir.
Setelah membayar makanannya, Sita berjalan ke sisi counter tempatnya menunggu pesanannya disiapkan. Tiba - tiba panggilan masuk dari Hendra mengejutkan Sita.
"Halo Ndra? Kena--"
'Lu dimana?!' Nada suara Hendra terdengar seperti bentakan.
Sita mengerutkan kening bingung, dan menatap layar ponsel sesaat sebelum kembali menempelkan telinganya.
"Ya di kfc lah, lu maunya gua dimana?"
'Buruan keluar!' Perintah Hendra yg semakin membuat Sita heran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Marsita & Mahesa
RomanceMarsita Aysha Yusuf Wanita berusia 22 Tahun, bertubuh gemuk, dengan penampilan biasa, memiliki kepintaran standar, belum memiliki pengalaman pacaran satu kalipun. Hidup Sita awalnya begitu damai, hingga ia dipertemukan dengan seorang pria arogan yg...