Prolog

1.1K 46 0
                                    

~3 tahun yang lalu

Saat itu seorang gadis sedang menunggu kekasihnya yang sedang terbaring di ranjang yang sangat tidak disukai banyak orang, ya rumah sakit.

Saat itu kekasihnya sedang dalam keadaan koma karena penyakit yang dideritanya.

Sunyi? Tentu, hanya ada bunyi dari alat pendeteksi jantung, selain itu hanya isakan tangis dari gadis dengan rambut panjang itu.

"Hiks hiks...Nathan kapan kamu bangun?" Tanya gadis itu seraya memegang tangan kekasihnya. Namun nihil tidak ada jawaban yang didengarnya.

"Kamu inget gak? Dulu kamu selalu semangat berjuang melawan penyakit yang ada ditubuh kamu, inget gak dulu kamu bilang kamu bakal sembuh demi aku,kamu harus kuat, temenin aku di sini. Kamu tau, di sekolah lagi ada acara buat ulang tahun sekolah loh! Biasanya kan kita ngisi acara juga kan , kamu main gitar, aku yang nyanyi. Kamu harus sembuh, aku selalu doain kamu kok biar cepet sadar terus sembuh deh," monolog gadis itu sambil menyeka air mata yang mengalir begitu saja saat ia mengingat masa-masa yang indah bersama kekasihnya.

"Ya udah ya kamu istirahat biar besok kalau aku ke sini kamu udah bangun!" Ucap gadis itu dengan penuh harapan.

Gadis itu ke luar dari kamar rawat kekasihnya untuk pulang, saat di depan pintu ia sempat membalikkan badan melihat keadaan kekasihnya.

Hembusan nafas kasar yang bisa ia lakukan. Sedih? Tentu saja. Lelah? Tentu saja. Namun hanya doa yang bisa ia panjatkan untuk membantu kesembuhan kekasihnya.

"Aku ke kantin dulu ya," pamit Ray. Sebelum menutup pintu ia kembali menoleh ke arah Nathan, berharap laki-laki itu sadar.

Setelah sarapan Ray langsung kembali ke kamar inap Nathan,namun harapan Ray pupus sudah,perasaan Ray langsung hancur ketika melihat Mika (mamahnya Nathan) menangis di depan ruang ICU.

"Loh tante kenapa di sini? Nathan nanti sendirian ,Tan?" Tanya Ray bingung.

"Hiks hiks Na..Nathan ada di dalem!" Ucapnya sambil menangis histeris.
Sedangkan Rayna hanya dapat mematung berusaha mencerna kejadiaan ini.

"Na..Nathan ada di dalem?" Beo Ray.

"Emang kenapa tante!" Teriak Ray histeris.

Belum sempat menjawab pertanyaan Ray tiba-tiba dokter keluar dan menanyakan Ray.

"Apa di sini ada yang namanya Ray?" Tanya dokter itu.

"Saya dok!" Ucap Ray.

"Mari ikut saya , sedari tadi Nathan terus memanggil nama Ray," jelas doktet itu.

Ray langsung mengikuti dokter untuk menemui Nathan.

"Nathan,aku udah ada di sini,kamu bangun ya," ucap Ray lembut sambil mengusap rambut Nathan.

Tiba-tiba mata Nathan terbuka namun dalam kondisi yang lemah.

"Ray,kaa kamu janji ya,kalau kamu harus tetep bahagia, waa walau aku gak bisa di sampingmu lagi,aku bakal selalu ada di ha hatimu,jangan peee pernah merasa sendiri, aaa aku selalu menemani kaa muu," ucapnya dengan tersendat-sendat.

"Kamu jangan ngomong kayak gitu,kamu bakal sembuh!" Ucapku sambil menahan sesak di dada.

Namun hanya senyuman yang menjadi balasan,dan garis lurus yang terpampang di monitor pendeteksi jantung.

Sedetik kemudian Ray langsung mematung dan dokter berusaha memacu detak jantungnya,namun nihil.

"Maaf mba,Nathan sudah kembali kepada yang masa kuasa,"ucap dokter.

Menangis? Sudah tentu,mendengar suara tangisan Ray, mamah Nathan masuk ,namun sedetik kemudian langsung menangis histeris.

Menangis dan mencoba mencerna apakah ini mimpi? Iya mencoba menyubit pipinya namun ternyata ,sakit. Bukan mimpi yang ia rasakan.

"Aaaaa! Hosh hosh!" Ray mencoba menormalkan kembali nafanya. Matanya berkaca-kaca dan tubuhnya juga dipenuhi dengan keringat dingin. Mimpi buruk itu kembali menghantuinya. Sudah 3 tahun lamanya kejadian itu, tapi ia masih sering memimpikan itu.

"Nathan, aku kangen kamu," lirih Ray.

Tbc

Ya itu lah yang membuat sifat Ray berubah,namun bukan hanya itu,masih ada sesuatu yang bikin ..

BUAPEEERRR

Thanks:)

Rayna(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang