28

127 5 0
                                    

Typo bertebaran!

¤¤¤

"Ray, kemana aja lo? Gue khawatir banget, satu minggu gak kasih kabar, kemana aja?" tanya Noel beruntun.

Sudah satu minggu Ray tidak bertemu dengan lelaki di depannya, jujur ia sangat merindukannya, rindu kecerewetannya, rindu canda tawanya, rindu senyumannya, dan semuanya, Ray sudah tidak sanggup untuk mengungkapkan semuanya.

"Gue cuma ada masalah, dikit," ucapnya tenang.

"Kalo ada masalah cerita sama gue," ucapnya sambil mencengkeram bahu Ray.

Mata Ray berkaca-kaca, ia tidak sanggup meninggalkan Noel, ia tidak sanggup jauh dari Noel.

"Loh, kenapa nangis?" tanya Noel lembut. Ia menyejejarkan wajahnya dengan wajah Ray. Perlahan air mata Ray membasahi pipi tirusnya.

"Kamu pucet, lagi sakit?" tanya Noel sambil mengelap air mata Ray.

Hati Ray menghangat mendengar panggilan Noel padanya. Ray menggeleng dan langsung memeluk tubuh Noel erat.

Noel tersenyum manis. "Ada masalah?"  Noel merasakan gelengan dari Ray yang masih setia menyembunyikan wajahnya di dada bidangnya.

"Ray, gak malu diliatin sama yang lain?" goda Noel.

Ray sontak melepaskan pelukannya dan menunduk, menutupi wajahnya yang memerah menahan malu.

Noel tertawa lepas dan mengacak rambut Ray gemas.

"El, a-aku mau ngomong sesuatu," ucap Ray. Noel tersenyum mendengar panggilan dari Ray. Ia sudah menantikan moment ini dari lama.

"Mau ngomong apa sih, sayang?" godanya sambil menaik-turunkan alisnya.

Ray mencubit perut Noel kesal. "Awww, sakit ,sayang!" jerit Noel.

Ray membuang mukanya kesal. Mata Ray menangkap sesuatu yang membuatnya berbinar.

"Sel! Sini!" teriaknya sambil melambaikan tangan kepada gadis yang baru saja keluar dari mobilnya.

Noel menyerngitkan dahinya bingung, kenapa Ray jadi akrab dengan Sely?

"Ngapain, sih?" tanya Noel kesal.
Ray menyikut perut Noel pelan. "Udag deh diem!" ketus Ray.

"Hei, Ray, apa kabar?" tanya Sely ramah.

"Gue baik," ucap Ray sambil tersenyum kecil.

"Hai, Noel!" sapa Sely. Noel memutar bola matanya malas.

Ray menyikut pelan perut Noel dan saat Noel menatapnya, Ray mengode agar tidak ketus kepada Sely.

"Hmm," gumam Noel.

"Bareng yuk!" ajak Ray sambil menggandeng tangan Sely. Sely tersenyum senang.

Di tengah jalan tiba-tiba Ray merintih kesakitan.

"Aduhh, gue mau ke kamar mandi dulu. Kalian ke kelas aja duluan," ucapnya sambil memegangi perutnya.

Rayna(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang