30

135 4 0
                                    

Typo bertebaran!

¤¤¤

"Tapi biarkan Ray yang memutuskan hubungannya dengan Noel," ucap Tika.

Toni menatap Gita untuk memjnta kesepakatan. Gita mengangguk "Oke, kita setuju," ujar Gita.

¤¤¤

Ray  kini tengah tertawa bersama kedua orang tuanya. Ray sangat senang akhirnya bisa merasakan kehangatan dalam keluarganya walaupun hanya sesaat. Ray tidak pernah memperlihatakan rasa sakitnya, ia terus tertawa dan menipu semuanya dengan tawa yang ia buat.

"Ray mau kasih tau Sita dulu, ya, Bun?"  Ray meraih ponselnya yang berada di atas nakas

" Hallo!"

"Ada apa ray?"

"Gue lagi di rumah sakit, izinin gue ya besok gak masuk,"

"Di rumah sakit mana?" 

Terdengan nada penuh kekhawatiran dari sahabatnya. Ia tersenyum, ia sangat beruntung bisa memiliki sahabat sebaik Sita yang selalu ada di sisinya dan mau menerima sisi buruk dironha.

"Rumah Sakit ##"

"Oke otw!"

Tika tersenyum melihat anaknya yang terlihat sangat kuat. Ia menyuapkan buah apel yang tadi ia kupas untuk Ray karena semenjak menjalanu kemotherapy ia menjadi tidak nafsu makanm

"Ray, besok kamu ada jadwal kemo kan?" tanya Tika. Ray menganggguk sambil membuka mulutnya. Tika terkekeh dan kembali menyuapi Ray dengan telaten.

"Ray, kamu minta perjodohan kamu dibatalin iya kan?"  Ray mengangguk, tapi ia terlihat lesu dan murung. Tika mengelus rambut Ray dan mengecupnya.

"Orang tua Noel udah setuju, tapi kamu harua bilang sendiri ke Noel kalau kamu mau memutuskan hubungan jni,"  Ray mendongak dan menatap Tika bingung dan juga terkejut.

"Kalau Noel tanya apa alasannya gimana, Bun?" tanya Ray lesu. Tika terdiam.

"Ray!"  Ray terkejut dan menatap tajam si pelaku yang membuatnya terkejut. Si pelaku hanya menyengir lebar lalu menutup mulutnya dengan tangan kanannya.

"Kirain gak ada tante sama om, maaf ya, Tan,Om," sesal Sita. Ia berjalan menuju ranjang Ray dan menunjukkan sebuah kantong putih yang ia bawa. "Gue bawa ini! Kesukaan lo," ujar Sita. Ray tersenyum senang dan langsung merampas kantong tersebut dari tangan Sita.

"Ish, makasih kek!" cibir Sita. Ray hanya terkekeh dan merentangkan tangannya. Sita tersenyum dan langsung memeluk Ray.

"Makasih banget! Lo selalu ada di sisi gue, maafin gue belom bisa jadi sahabat yang baik buat lo," ucap Ray. Suta menepuk punggung ray pelan dan melepaskan pelukannya. "Lo selalu jadi sahabat gue yang terbaik, kalo gitu lo harus sembuh, nanti gue ajak keliling kota bahkan luar negeri deh, yang keliling kota bisa diatur tapi kalo ke luar negeri, hehehe gue gak janji," ucap Sita disertai cengiran lebar. 

Tika tersenyum, ia merasa senang putrinya memiliki teman sebaik Sita. "Makasih ya, Sita, pake repot-repot bawain jajanan gini," ucap Tika.
"Iya, Tan, emang repot Sita mesti ke minimareket beli es krim sama cokelat terus abis itu mampir beliin si itu martabak manis," uxapnya sambil melirik Ray yang sedang memakan es krimnya.

Rayna(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang