15

212 7 0
                                    

"Okeh! Ayah menang! Tapi jangan harap Ray bakal cinta sama itu orang!" Ucap Ray sambil menunjuk Noel.

"Udah Ray!" Bentak Tika.
"Sekarang kamu duduk! Gak ada penolakan!" Sambungnya.

Dengan sangat amat terpaksa Ray duduk disebelah sosok calon suami nya.

"Udah kan? Kalau begitu saya izin mau pulang." Ucap Ray setelah selesai makan malam.

"Tunggu! Kamu pulang sama Noel!" Ucap Dito yang masih duduk manis ditempatnya.

Saat Ray mencoba untuk menolak lelaki bernama Noel itu langsung berdiri dan menyambar tangan Ray.

"Kalo begitu kita izin pulang ya tante, om , mah, pah!" Ucap Noel sambil menarik paksa tangan Ray.

"Anak lo gercep juga, bro!" Ucap Dito pada Toni.

"Anak siapa dulu!" Sahutnya sambil menepuk-nepuk dadanya.

Ray sudah mencoba melepaskan cekalan Noel, tapi entahlah, Ray merasa genggaman Noel sangat kuat, sepertinya dia marah.

"Lepas! Sakit goblok!" Ucap Ray sambil mencoba melepas genggaman Noel.

Saat sampai di parkiran Noel baru mau melepaskan cekalannya dan menatap Ray dengan ekspresi yang berbeda.

"Lepas!" Ucap Ray sambil menyentak tangan Noel dari tanganya.

Ray mencoba untuk berbalik tapi tanganya sudah terlebih dahulu ditarik oleh Noel.

Jarak wajah Noel dan Ray hanya 5 cm membuat hembusan nafas Noel yang berbau mint itu terasa diwajah Ray.

"Ray, gue mohon! Izinin gue buat mencintai lo." Ucap Noel masih dalam keadaan seperti tadi.

Ray yang tersadar mencoba melepaskan diri dari Noel, tetapi Noel malah menarik Ray kedalam pelukannya.

"Lepas!" Ucap Ray sambil memukul-mukul dada bidang milik Noel.
"Lo boleh pukul gue semau lo! Tapi jangan sakiti yang di dalamnya." Ucap Noel sambil memeluk Ray dengan erat.

Ray tertegun mendengar perkataan Noel. Ray merasa bingung, apa ia sudah ketelaluan kepada Noel? Tapi bodo amat apa urusanya sama Ray.

"Ray gue mohon! Lo cewek yang udah buat hati gue deg-degan gak karuan, buat gue senyum senyum sambil manyun manyun, buat gue kesel sama sikap lo yang bikin gue bingung, buat gue ngerti apa arti bersabar dalam perjuangan, jadi bolehkan gue nitip hati gue ke lo?" Ucap Noel sambil terus mendekap gadis mungil didepannya ini.

"Lo berhak suka sama siapa aja, tapi kalo ke gue? Gue belum tau itu. Gue juga gak bakal nyuruh lo buat merjuangin gue, gue izinin lo suka sama gue, tapi jangan terlalu berharap kalo gue bales perasaan  lo." Ucap Ray sambil melepaskan diri dari dekapan Noel yang mulai mengendur.

"Gue bakal berusaha supaya lo suka sama gue! Tapi gue mohon, kan lo udah dijodohin sama gue, jadi jangan deket sama yang lain yah," ucap Noel memohon.

"Suka-suka gue lah!" Ucap Ray sewot.
"Ya elah nweng! Jangan ngambek ae toh! Kan Aa cuma becanda." Ucap Noel sambil mencolek dagu Ray.

"Najis!" Ucap Ray sambil mengelap bekas colekan Noel didagunya.

"Yuk pulang!" Ajak Noel sambil mengenggam tangan Ray dengan lembut, tidak seperti tadi kini Noel menggenggam dengan penuh kasih sayang. Ray melihat tanganya yang sedang digenggam oleh lelaki tampan di sampingnya. Ray terus menatap wajah Noel dari samping.
"Gue tau gue ganteng! liatinnya gak usah gitu juga kale!" Ucap Noel sambil menaik turunkan alisnya.

"Au ah!" Ucap Ray menutupi rasa malunya.

"Ayok pulang!" Ajak Ray.
"Iya sabar, sayang." Ucap Noel lembut.
"Jijik!" Ucap Ray sambil memukul lengan Noel.
"Aduh, KDRT lo! Belom aja nikah udah dipukulin gimana kalo udah nikah?" Ucap Noel sambil mengerucutkan bibirnya.

"Bodo!" Ucap Ray sambil berjalan mendahului Noel.

Suasana hening, rintikan air terlihat membasahi jendela mobil, hanya alunan musik yang terdengar didalam mobil Noel. Gadis bergaun tosca itu hanya berdiam melihat ke luar jendela menatap si permen kapas yang sedang menangis.

"Ray!" Ray tersentak setelah mendengar suara bass yang membuat hatinya bergemuruh.
"Gue boleh gak?" Noel menggantung kalimatnya, membuat Ray merasa bingung dan hanya merespon dengan gerakan alis.

"Gue boleh gak nih Ray?" Tanya lelaki itu sekali lagi.
"Apa sih?" Tanya Ray jengah.
"Gue bolehkan terus di sisi lo? Nemenin lo disetiap saat lo terpuruk, bahagiain lo disaat lo bersedih. Gue bener- bener udah jatuh hati saat pandangan pertama, lo udah buat gue terus mimpiin lo, udah buat gue khawatir sama kondisi lo," Ucap Noel dengan sungguh-sungguh.

"El! Gue cuma takut kalo gue gak bisa bales perasaan lo, dan buat lo menderita," Ucap Ray tidak enak.

"Gue siap nerima resiko yang bakal gue tanggung sendiri, lo gak usah takut kalo gue bakal tinggalin lo mungkin disaat lo udah mulai buka hati lo buat gue, dan gue bakal pergi dari lo  itu pun kalo lo yang nyuruh." Ucap Noel sambil memegang tangan Ray yang terasa sangat dingin, bukan karena hawanya yang dingin, tapi perasaanya yang sedang dicampur adukan  membuat Ray merasa gugup.

Ray tidak sadar kalau mobil Noel sudah menepi, bukan di depan rumah Ray, tapi di sebuah taman yang sangat indah.





¤¤¤¤
Loha!
Hay hay!

Thanks for reading!
Jangan lupa tinggalin jejak yak gaes..








Typo berterbaran, maap keganggu sama typo typo yang sangat amat nyebelin.

Rayna(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang