01

652 36 1
                                    

     ~Sakit? Tentu,tiada rasa yang sanggup mewakili perasaanku saat ini~ Ray

☆~~~~☆

Bertahun-tahun gadis itu menjadi sosok yang pendiam.Sakit hati yang ia rasakan belum bisa diobati bahkan berbicara dengan sahabatnya pun hanya seadanya sampai sahabat merasa sedih dengan sifatnya.

Hari ini Ray pergi menuju rumah Sita untuk mengerjakan tugas kelompok .

  "Ray," sapa Sita.

  "Hm," sahut Ray cuek.

"Lo gak ke makamnya Nathan?" tanya Sita hati-hati.
"Nanti, dari sini," ucapnya dingin.
"Gue ikut ya," pinta Sita.
Ray pun membalas dengan anggukkan kepala.

¤¤¤

Sebelum menuju makam Nathan, Ray menghampiri penjual bunga di dekat makam untuk Nathan.Setelah membeli bunga Ray langsung menuju makam Nathan.

Dia langsung berjongkok untuk menaburkan bunga dan menyiram air seraya berdoa untuk almarhum Nathan.

Tetes demi tetes mengalir tanpa izin melewati mata indah milik Ray, tapi dengan cepat ia menghapus air matanya. Ia tidak ingin Sita melihat kalau dirinya menangis.

"Nathan, selamat ulang tahun ya," ucapnya sayu dengan air mata yang tidak dapat dibendung langi

Ya, hari ini adalah hari ulang tahun Nathan. Sita langsung merangkul tubuh Ray berharap Ray menjadi tenang, ia tidak suka melihat Ray yang terlihat rapuh seperti saat ini.

"Udah Ray, sekarang Nathan udah gak ngerasain sakit lagi," ucapnya menenangkan Ray.

Ray hanya mampu menganggukkan kepala,sulit baginya berbicara karena menahan rasa sakit yang ia rasa.

"Kita pulang yuk, mendung tuh, takut keburu hujan," ucap Sita seraya berdiri.

Ray pun pulang dengan hati yang tetap sama yaitu sakit, entah seberapa sakit yang ia rasa.

Sita merangkul tubuh Ray selama menuju mobil. "Lo yang kuat Ray," ucapnya memberi semangat pada Ray,yang hanya menganggukan kepala.

¤¤¤

"Gue balik dulu ya,bye!" Ucap Sita.


 Ray lagi-lagi hanya menganggukan kepalanya yang membuat Sita menghela napasnya pasrah. Mobil Sita sudah melaju ditengah hujan yang mengguyur kota Jakarta.

"Assalamu'alaikum oma!" ucap Ray lesu.

"Wa'alaikum salam ,sayang! Kamu dari mana?" tanya oma.
"Dari rumah Sita terus ke makam Nathan, Oma," jelasnya. Oma tersenyum hangat untuk menenangkan Ray.

"Sekarang kamu makan malam ya," ucap oma. Ray dan oma berjalan menuju ruang makan.

"Oma! Bunda sama ayah kapan pulang?" tanya Ray.
"Kamu kangen ya?" tanya oma. Ray hanya mampu menganggukkan kepala.

"Gak lama lagi kok," ucap oma sambil mengusap lembut rambut Ray.
"Bunda udah ngirim uang belum oma?" tanyanya lagi.

"Udah,mau beli apa?" tanya oma.
"Hehehe gak beli apa-apa,cuma nanya," ucapnya sambil melihatkan deretan gigi putihnya.

"Ya udah ,habiskan makanamu!" titah Oma.
"Siap bos!" ucapnya sambil hormat ala prajurit yang hormat pada komandannya. Senyuman lebar terlihat di bibir indah milik mereka berdua.

Setelah makan malam mereka berkumpul di ruang keluarga untuk menonton tv bersama. Ray memposisikan kepalanya di atas paha sang Oma. Sang Oma tersenyum manis dan juga merasa iba.

"Oma, kenapa ayah sama bunda gak tinggal di sini aja sih ,Oma?" tanyanya penasaran.

''Sekarang kan mereka lagi cari uang buat sekolah kamu,makannya kamu harus pinter,banggain oma sama bunda dan ayah!" jelas oma dengan lembut.Hanya oma lah yang selalu mengerti perasaan Ray.

"Oma ,Ray ke atas dulu ya, mau ngerjain tugas," pamit Ray.

 "Iya, kerjain yang bener!'' ucap Oma.

Ray kini sudah berada di kamarnya yang berada di lantai 2. Ray memang pamit untuk mengerjakan tugas,namun saat menuju meja belajar, Ray melihat foto dirinya bersama almarhum Nathan.

Tes...tes... aliran deras membasahi pipi milik Ray, sulit baginya melupakan kenangan bersama Nathan.

   "Aku selalu sayang kamu Nathan," ucapnya sendu.

Setelah itu ia meletakkan kembali bingkai foto itu, lalu fokus mengerjakan tugasnya.

  22.00 WIB

"Hooaaamm, ngantuk nih , tidur lah," ucapnya sambil menguap.

Ray langsung membersihkan badannya dan langsung menuju alam mimpinya.

 Dalam mimpi ada seseorang yang tidak lain adalah Nathan, dalam mimpi itu Nathan mengatakan agar Ray bisa mencari penggantinya dan mau ketika dijodohkan oleh orang tuanya. Seketika Ray terbangun dari tidurnya.

  "Aaa, apa ya maksud Nathan? Masa gue disuruh nerima perjodohan? Emang siapa yang dijodohin? Gue? Gak mungkin lah bonyok aja gak di sini!" Monolognya sambil memikirkan mimpinya." Udahlah gue tidur lagi," ucapnya lagi.

  Ray sudah terlelap lagi dan tidur dengan nyenyak. Tanpa disadari matahari sudah mulai menyilaukan matanya.

"Hemmm, jam berapa nih," ucapnya sambil melihat jam di hp nya.

 "Whatt gue telattt!"  ucapnya seraya bangun dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.

 Kini  Ray sudah berada di lantai bawah untuk sarapan, namun ia sudah sangat terlambat jadi ia hanya minum susu.

 Ray memacu mobilnya dengan cepat, namun saat sampai di sekolah gerbang sudah ditutup, ya jelas saja karena sekarang sudah jam 07.30 WIB.

 Ray turun dari mobil "Pak tolong buka dong pak, kan saya baru sekali telatnya," ucapnya memelas kepada pak Sarman, penjaga sekolah.

"Loh non, tumben telat?" Tanya pak Sarman." Iya pak, tolong ya pak, bukain dong," ucapnya memelas.

"Ya udah , tapi jangan diulangi lagi ya," ucap pak Sarman.

"Iya pak," sahut Ray.

Hari yang sial bagi Ray, karena hari ini ia ditimpa kesialan berkali-kali, mulai dari telat , tugas ketinggalan, dan ia dihukum untuk membersihkan WC putri, bagaimana tidak sial? Udah bau, capek, laper.

 Ray pulang dengan wajah lesu,dan tentu laper yang sudah tingkat dewa.

"Assalamu'alaikum , oma!" ucapnya sambil membuka sepatunya.

"Wa'alaikumsalam,loh kok wajahnya ditekuk gitu?" tanya oma.

 "Hari ini Ray kena sial oma," adunya pada oma.
 "Kamu pasti dihukum ya?" tebak oma.

"Oma kok tahu?" tanya Ray.

"Tau lah kan kamu tadi pagi berangkatnya udah jam 7," tutur oma.

"Oma kenapa gak bangunin Ray?" ucapnya sambil memanyunkan bibirnya.

"Oma udah bangunin , udah dipencet hidungnya, udah digelitikkin, udah di cipratin air, tapi belum bangun juga," ucap Oma.

"Ah masa , Ray gak ngerasain kok?" tanya Ray penasaran.

"Mana oma tau," ucap Oma.

"Udah sana bersih-bersih dulu terus turun buat makan siang,kamu pasti belum makan kan?" tebak oma.

"Oma tau aja," sahut Ray imut.

Mereka makan siang dengan tenang. Setelah menghabiskan makan siangnya Ray pamit untuk ke kamar mengerjakan PR.

¤¤¤

  Tbc gaes...

Thanks for reading..

Maaf kalau kurang menarik dan terlalu sedikit ,saya bakal usahain supaya menarik dan lebih panjang lagi...

Thanks sekali lagi

 

Rayna(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang