40

169 7 0
                                    

Typo bertebaran!

¤¤¤

Noel membukakan pintu mobil untuk Ray. Dalam hati Noel bersyukur karena ayahnya memiliki rumah di sini jadi ia tidak perlu repot-repot menyewa hotel dan mengeluarkan uang lebih banyak. Noel sengaja tidak memberi tahu Ray masalah ini karena ,ya, Noel pengin aja.

"Silahkan puteri cantik, pangeran siap menjaga tuan puteri dengan segenap jiwa dan raga," ucap Noel sambil mengulurkan tangannya dan langsung disambut oleh Ray.

Ray berjalan beriringan melintasi bibir pantai yang sangat indah. Pasirnya yang berwarna putih bersih dan juga air lautnya yang berwarna biru membuat Ray semakin tenang. Pantai East Coast Singapore menjadi pilihan sepasang muda-mudi itu.

Noel terus memandangi Ray dari samping. Ia terus menyunggingkan senyumannya melihat Ray yang terlihat sangat bahagia. Ray yang merasa diperhatikan langsung menolehkan wajahnya dan netranya langsung bertubrukan dengan tatapan Noel yang sangat dalam. Mereka berdua saling beradu pandangan, keduanya saling menatap penuh cinta.

Tangan Noel terulur untuk mengelus pipi Ray yang tirus itu. Ia kemudian memenyelipkan anak rambut yang menutupi wajah cantik Ray. "Cantik," ucap Noel tulus. Ia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah Ray yang cantik itu.

Ray merasa ada hawa panas yang merembet sampai di kedua pipinya. Jantungnya juga berdetak lebih cepat. Wajah Noel semakin mendekat, aroma mint semakin merebak di indra penciuman Ray. Detak jantungnya semakin cepat, ia menutup matanya rapat-rapat.

Cup!

Sebuah benda kenyal menempel di keningnya. Ray langsung membuka matanya dan ia merasakan ada ribuan kupu-kupu berterbangan di perutnya.

"Cepat sembuh, Ray. Aku di sini bakal jagain kamu sampai kamu sembuh," ucap Noel tulus. Noel menempelkan keningnya dengan kening Ray. Ia mengusap bibir Ray pelan. "Ini kalau udah sah," ucap Noel sambil tertawa.

Ray langsung menghadiahi Noel dengan cubitan mautnya. Wajah Ray sedah seperti kepiting rebus saat ini.

"Ngeselin!" Noel tertwa lepas lalu menggendong tubuh Ray ala bridal style lalu memutar-mutarkan tubuh Ray. Ray menjerit antara ketakutan dan juga senang. Ia mengalungkn kedua lengannya di leher Noel dan menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Noel. Ia terus memegangi topi pantainya yang hampir terbang terbawa angin.

"Udah, El!" seru Ray. Noel terkekeh lalu mendudukkan Ray di atas batu karang yang mengarah langsung ke lautan lepas. Ray membenarkan posisi topinya yang menjadi miring gara-gara ulah Noel tadi.

Ray menghembuskan nafasnya lega. "Huh, untung aja gak punya penyakit jantung," gumam Ray. Noel terkekeh lalu menarik pinggang Ray untuk mendekat ke arahnya.

"Indah dan menyejukkan mata," gumam Noel, "kayak kamu, indah membuat hari-hari aku lebih berwarna."  Ray tersenyum, ia menyenderkan kepalanya di bahu Noel dan menatap Noel dari bawah.

"Kamu juga, kamu kayak pelangi, hadir untuk memberikan warna setelah datangnya kepedihan, kamu memberi warna di hari-hariku yang dulunya suram jadi lebih berwarna," ucap Ray. Noel menoleh ke arah Ray lalu mengulas senyum manisnya.

"Bisa aja gombalnya," ledek Noel, "dulu inget gak kamu iyu gak mau loh aku gandeng, tapi sekarang kamu gak mau lepas sama aku."

"Karena selagi aku bisa," ucap Ray. Noel langsung menyerngitkan dahinya bingung. Ray hanya diam dan terus memandang ke arah lautan lepas.

"Kamu itu bukan senja, yang hanya memberikan kehangatan sejenak dan meninggalkan kerinduan yang mendalam, tapi kamu bintang , yang selalu meramaikan sunyinya malam dan menemani bulan yang selalu kesepian, kamu membuat hari-hariku lebih ramai dan menemaniku saat aku kesepian," ucap Noel lembut.

Rayna(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang