~Cinta? Aku sudah tidak mengenal kata cinta lagi~ Ray.
☆~~~~☆
Hari demi hari sudah berganti, minggu demi minggu juga sudah silih berganti , namun tetap saja gadis itu masih seperti dulu, Dingin. Namun kini gadis itu sudah berubah menjadi cewek tomboy, dress, dan pakaian wanita seperti itu sudah ia tinggalkan, dan digantikan oleh kemeja,celana jins dan tentu topi, apalagi topi tersebut merupakan pemberian almarhum Nathan.
Gadis itu kini sedang berada di makam oma tercintanya, dan tidak lupa pasti ke makam Nathan. Tangannya bergerak untuk menaburkan bunga di makam omanya dengan rasa sesak di dadanya sambil menahan tangis yang sudah ia pendam dan juga menahan beban pikiran sendirian.
"Oma, Ray di sini kesepian, gak ada yang bisa Ray percaya, Ray bingung oma, sekarang gak ada yang bisa jadi tempat Ray curhat," ucapnya sambil meneteskan air mata.
Sambil mengelap air matanya, "Oma, Ray tinggal dulu ya, Ray mau ke makam Nathan, Assalamualaikum Oma," ucapnya sendu.
Ray berjalan menuju makam Nathan yang terletak tidak jauh dari makam omanya. Setelah sampai di makam Nathan Ray langsung menaburkan bunga dan pastinya mendokan almarhum kekasihnya yang belum bisa digantikan oleh siapa pun.
"Nathan, Ray kangen Nathan, Ray nggak punya teman," ucapnya sendu.
"Nathan, Ray pulang dulu ya, Assalamualaikum," ucapnya sambil berjalan meninggalkan makam Nathan.
Ray memacu mobilnya dengan kecepatan sedang. Setibanya di rumah ,Tika menyuruh Ray untuk siap-siap. Ray yang bingung hanya menuruti kemauan bundanya itu.
Dengan berpakaian seperti biasanya yaitu kaos yang ditutupi kemeja dengan kancing yang dibuka ,celana jins dan tentu topi pemberian Nathan.
"Kamu udah siap sayang?" tanya Tika yang sudah menunggu Ray di lantai bawah.
"Udah,emang mau kemana?" tanya Ray.
"Kita mau diner di luar," jelas Tika.
Ray hanya membulatkan mulutnya "oh". Mobil yang mereka kendarai berjalan dengan kecepatan sedang, menembus hiruk pikuk Kota Jakarta. Setelah 30 menit, mobil mereka tiba disebuah restauran yang terlihat sangat mewah.
"Yah,ini mewah banget," ucap Ray kangum melihat restaurant yang begitu mewah.
Dito hanya dapat tersenyum hangat sambil mengelus rambut anak tunggalnya itu. Mereka bertiga memilih meja kosong yang terletak di tengah-tengah restauran.
10 menit kemudian datang sepasang suami istri. "Hai! Maaf ya telat, macet soalnya," ucap wanita paruh baya yang ditemani oleh suaminya.
"Ohh hai bro!" sapa Dito pada lelaki paruh baya yang bersama wanita tadi.
"Eh hai, udah lama gak ketemu bro!" sahutnya sambil tos ala mereka berdua.
Ray hanya melihat orang tuanya dan temannya itu dengan wajah bingung.
"Ehh Tika,itu anak kamu,cantik banget ," ucap wanita tadi.
"Ehh tante bisa aja," ucap Ray sambil menyalami Gita,teman bundanya.
"Anak siapa dulu dong ,Git," ucap Tika dengan bangga.Mereka berdua tertawa,padahal bagi Ray tidak ada hal yang lucu.
"Anak lo mana, Don?" Tanya Dito pada temannya yang dipanggil 'Don'.
"Noh di belakang lagi ke kamar mandi," jelas Doni ,yaitu nama teman ayah Ray.
"Ya udah dari pada kelamaan,mending kita bicarain tujuan kita,gimana?" tanya Toni menyampaikan pendapatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayna(Completed)
Novela Juvenil[REVISI BERJALAN] Setiap cerita pasti akan berakhir bahagia, bahagia dengan caranya sendiri. Ada yang harus bersama ada juga yang harus berpisah. Tapi perpisahan bukan berarti akhir yang menyedihkan. Sama seperti kisah kita, Noel. ~Ray Setiap pertem...