Typo bertebaran!
¤¤¤
"Lo egois!"
Ray menaikkan sebelah alisnya bingung.
"Hufftt, lo egois! Lo pengin bahagia, tapi lo buat Noel menderita." Hati Ray terasa ngilu mendengar perkataan gadis di sampingnya. Gadis yang beberapa waktu lalu bertengkar dengannya.
"Lo tau? Noel itu baik banget dan dia gak pernah bisa nyakitin wanita apalagi wanita yang disayangi sama dia," ucap gadis itu.
"Terus kenapa lo ninggalin dia?" tanya Ray sambil terus menatap ke arah depan.
"Gue gak pernah ada niatan buat ninggalin cowok sebaik Noel, cuma keadaan yang buat ini semua," ucap gadis itu sambil memainkan jari-jari lentiknya.
"Apa maksudnya?" tanya Ray bingung. Kini ia merubah duduknya menghadap gadis yang satu sekolah dengannya.
"Gue disuruh bokap gue buat jauhin Noel dengan alasan bokapnya Noel itu musuh bebuyutan bokap gue. Jujur sampe sekarang gue masih sayang sama dia makannya gue gak terima kalau ada yang deket sama Noel,"
"Gue bakal pergi, Sel, dan ucapan lo emang bener. Gue egois, gue pengin Noel ada di sisi gue, tapi gue gak tau keadaan dia kalau gue pergi," ucap Ray sambil menahan air mata yang siap meluncur deras.
"Maut gak ada yang tau, yang kita bisa cuma berusaha," ucap Sely sambil mengelus bahu Ray.
"Lo sebenernya orang baik, tapi kenapa di sekolah lo beda?" tanya Ray bingung.
Sely tertawa lucu, "Gue menyesuaikan temen aja."
"Gue bakal pergi dan Noel pasti sendiri, gue bingung. Apa gue bilang aja ke dia masalah penyakit gue?"
"Lo mau buat dia sedih?" tanya Sely sinis. Ray menundukkan kepalanya sambil meremas ujung roknya.
¤¤¤
"
Hallo! Lo udah sampe rumah kan Ray? Gak ada yang luka? Lo gak papa kan?" Ray tersenyum mendengarkan rentetan pertanyaan yang sarat akan kekhawatiran dari Noel.
"Hmm,"
"Astagaaa! Mulai lagi deh!" ucap Noel merajuk.
Ray hanya bisa tersenyum kecut, pikirannya kalut. Apa bisa dia mendengar kalimat-kalimat kekhawatiran yang dilontarkan Noel untuk satu atau dua bulan kedepan?
"Gue khawatir tau sama lo!"
'Gue takut gak bisa kayak gini lagi' batin Ray.
"Ray! Lo masih di sana kan?"
"Iya, gue ngantuk gue mau tidur,"
"Oh oke,"
Tut tutt
Sambungan terputus dan Ray memilih untuk menghirup udara segar di balkon kamarnya.'Apa gue sanggup jalanin ini semua? Kenapa terasa sangat berat?' batin Ray. Ray memejamkan matanya sambil menghirup udara malam yang segar. Berkali-kali ia menghembuskan nafasnya kasar.
'Tuhan, aku mohon beri aku waktu lebih lama lagi untuk membahagiakan orang yang aku sayangi,'
Ray berjalan menuju kursi rotan yang disediakan di balkon rumahnya dan mengistirahatkan tubuh lelahnya. Lelah berfikir dan lelah untuk hidup.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rayna(Completed)
Teen Fiction[REVISI BERJALAN] Setiap cerita pasti akan berakhir bahagia, bahagia dengan caranya sendiri. Ada yang harus bersama ada juga yang harus berpisah. Tapi perpisahan bukan berarti akhir yang menyedihkan. Sama seperti kisah kita, Noel. ~Ray Setiap pertem...