"Loh makam siapa lagi? Apa makamnya Nathan?" Tanya Noel.
Ray POV
"Udah 3 tahun tapi gue belom bisa lupain lo! Gue kangen!" Batin gue.
Di balik pohon gue bisa liat seseorang yang nggak asing bagi gue. "Ngapain lo! Keluar sini!" Teriak gue. Sita hanya mengikuti arah pandang gue dengab ekspresi terkejut.
Noel POV
"Aduh gawat! Pakek ketauan segala!" Gerutu gue dalam hati.
Gue ngumpulin keberanian gue buat ketemu Ray.
Author POV
Noel berjalan ke arah Ray dengan sangat hati-hati. Sampai akhirnya ia sampai di samping makam milik Nathan.
"Segitu cintanya lo ke Nathan sampe lo gak mau buka hati lagi," batin Noel sedih.
"Ngapain lo ke sini? Udah ganti profesi sekarang? Udah jadi penguntit sekarang?" Runtutan pertanyaan meluncur dengan mulus dari bibir mungil Ray.
"Ng..gak! Gu..gue emm cuma iya gue dari makam nenek buyut gue!" Jawab Noel gugup.
"Cihh! Gak pinter boong lo!" Sahut Ray kesal.
"Itu makam siapa?" Tanya Noel mengalihkan topik pembicaraan.
Ray mengalihkan pendangannya ke makam milik Nathan."Lo buta?" Tanya Ray sinis, pandangannya tidak bisa dialihkan dari makam Nathan.
"Nathan? Siapa dia?" Tanya Noel lirih,tapi masih bisa didengar oleh Ray.
"Mending lo pergi!" Usir Ray.
"Mending lo pergi aja dulu deh," sambung Sita,bukannya ia ingin mengusir Noel,tapi melihat kondisi sahabatnya yang tidak memungkinkan ,jadi ia terpaksa untuk mengusir Noel."Segitu cintanya lo sama dia,sampe lo gak sadar di sini ada orang yang selalu nunggu lo!" Ucap Noel sambil meninggalkan Ray dan Sita.
"Maksud dia apa?" Batin Ray bingung.
"Ray,lo gak papa kan?" Tanya Sita melihat sahabatnya melamun setelah kepergian Noel.
Ray hanya tersenyum,meski Sita tahu kalau senyum itu hanya palsu.
"Kita pulang yuk Ray!" Ajak Sita.
Akhirnya Ray mau untuk diajak pulang,karena dari tadi Ray sangat sulit diajak pulang.
SKIP
Sampainya di rumah, Ray tidak melihat keberadaan orang tuanya."Palingan pergi ke luar negeri!" Gerutu Ray lirih.
Skip
"Ray! Sini nak, bunda mau ngomong sesuatu!" Ucap Tika.
"Mau apa lagi?" Tanya Ray ketus.
"Ray, bunda mohon banget ya sama kamu, besok maukan ikut bunda diner?" Ucap Tika memelas sambil memegang kedua tangan putri semata wayangnya.
"Mau apa lagi, Bun? Palingan mau bahas perjodohan kan? Ray bingung sama bunda? Ray kurang apa? Kalo misalnya Ray prestasinya nurun, oke Ray bakal usaha lebih keras lagi, tapi jangan jodohin Ray, Bun!" Ucap Ray sambil melepaskan pegangan Tika dari tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayna(Completed)
Roman pour Adolescents[REVISI BERJALAN] Setiap cerita pasti akan berakhir bahagia, bahagia dengan caranya sendiri. Ada yang harus bersama ada juga yang harus berpisah. Tapi perpisahan bukan berarti akhir yang menyedihkan. Sama seperti kisah kita, Noel. ~Ray Setiap pertem...