Typo bertebaran!
•••
Caesar pergi memisahkandiri dari ketiga sahabatnya. Sesekali bibirnya memanggil nama Ray dengan mata yang terus menelisir ke selurih penjuru ruangan. Caesar melihat seperti ada sosok perempuan yang sedang tertidur di sofa usang yang ada di sana."El, sini!" Caesar berlari menghampiri Ray yang tertidur di sofa.
Dengan segera Noel dan yang lain menghampiri Caesar yang memisahkan diri dari mereka. Mata Noel menyiratkan kebahagiaan yang mendalam saat melihat sosok Ray yang sadang tertidur pulas. Ia segera berlari lalu memeluk Ray dengan erat.
"Ray, jangan tinggalin gue!" bisik Noel. Ia tersenyum lega.
Ray langsunv terbangun saat ada seseorang yang memeluknya erat. Ia membulatkan matanya keget melihat tubuh Noel yang sedang merengkuhnya.
"Lepas!" Ray terus meronta-ronta agar dapat lepas dari dekapan Noel, namun apa daya seorang wanita yang tenaganya tidak sebanding dengan lelaki. Ia membiarkan Noel
memeluk dirinya, namun ia merasa ada sesuatu yang aneh. Bahunya basah, apa Noel menangis?"Lo nangis?" Ray berusaha melihat wajah Noel.
"Iya tuh! Dia khawatir sama lo!" Reza langsung menyerobot dengan cepat.
"Gue disini lagi tidur! Malah diganggu!" ujar Ray kesal sambil berontak dari pelukan Noel.
"Gue khawatir ke lo!" Noel sedikit membentak. Ray langsung terdiam, jujur ia sangat takut dengan bentakan.
"Ray gue gak bermaksud buat ngebentak lo," ucap Noel lirih sambil melepaskan pelukkannya. Ia menangkup kedua pipi Ray dan menatap Ray penuh penyesalan.
Sudah, Ray sudah tidak mampu menahan lagi air matanya. Noel segera menghapus air mata yang jatuh di pipi Ray.
Noel menarik Ray ke dalam dekapannya. "Maafin gue, Ray." Berkali-kali Noel menggumamkan kata maaf tepat di telinga kanan Ray.
"Lepas! Lepas, El!" Ray terus meronta-ronta, tapi Noel terus memelukknya dengan erat.
Noel mengurai pelukannya lalu memegang pundak Ray sambil menatap Ray teduh. "Gue minta maaf, gue khawatir karena gue sayang sama lo," ucap Noel dengan tulus.
"Kita ke kelas ya," ajak Noel dengan lembut.
Ray tidak menghiraukan keberadaan Noel dan ketiga sahabatnya. Ia langsung berlari saat Noel lengah.
Noel menghembuskan nafas kasar dan Reza menepuk bahu Noel. "Cewek selalu benar," ucapnya sambil mengelus dadanya.
"Njirr sok bijaksana lo!" ledek Surya.
"Bijaksana salah, apalagi kagak bijaksana !" Reza mengerucutkan bibirnya dan meninggalkan sahabatnya sambil menghentak-hentakkan kakinya kesal.
"Pergi sono, hush hush hush sanah!" Surya mengibas-ngibaskan tangannya seperti mengusir ayam.
Noel terkekeh lalu meminta izin kepada kedua sahabatnya untuk mengejar gadis incarannya. Noel mencoba mencari keberadaan Ray di kantin dan benar, ia melihat gadisnya sedang memainkan ponselnya di meja paling pojok.
Ray tidak menyadari keberadaan Noel di sampingnya. "Ray, maafin gue, dong," ucap Noel sambil tersenyum lebar. Ray tersentak kaget melihat Noel yang ada di depannya.
"Gue laper!" sahut Ray judes.
"Gue bayarin deh," bujuk Noel sambil menggenggam tangan Ray yang ada di meja.
"Oke!" Ray tersenyum miring.
"Pak! Saya mau beli dong baksonya 3 porsi," ucap Ray pada salah satu pedangan bakso di kantinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayna(Completed)
Novela Juvenil[REVISI BERJALAN] Setiap cerita pasti akan berakhir bahagia, bahagia dengan caranya sendiri. Ada yang harus bersama ada juga yang harus berpisah. Tapi perpisahan bukan berarti akhir yang menyedihkan. Sama seperti kisah kita, Noel. ~Ray Setiap pertem...