~*~
Di sebuah ruangan yang pengap, tidak ada ventilasi udara, diterangi hanya dengan satu lampu remang-remang yang menggantung di atas langit-langit atap, keadaan ruangan yang kotor, tembok putih yang mulai usang, lantai yang peca-pecah.
Di dalam ruangan itu, duduk seorang pria yang di ikat dikursi dengan matanya yang ditutup kain dan mulut nya yang tertempel isolasi, mencegah pria itu untuk bersuara.
Pria itu ketakutan begitu telinganya mendengar suara derit pintu terbuka dan langkah kaki alas sepatu yang berbenturan dengan lantai.
Sade mengetatkan rahangnya dengan kedua mata yang membara oleh emosi menatap pria yang ia berhasil tangkap dan Sade yakini sebagai mata-mata untuk mencelakai keluarganya. Kini, ia akan memaksa pria itu mengatakan siapa yang memperintahnya untuk mengincar dirinya dan keluarganya.
Sade duduk di kursi yang menghadap pria itu. Pria yang kondisinya berantakan karena menangkapnya membutuhkan sedikit waktu lama akibat pria itu yang memberontak. Sade memasukkan satu tangannya di dalam saku celana bahan hitamnya, menaruh satu kaki di atas kaki satunya lagi.
Menggunakan isyarat tangan satunya, ia memperintahkan anak buah nya untuk membuka ikatan di matanya dan isolasi di mulut pria itu.
"Saya adalah orang yang tidak suka berbasa-basi." Kata Sade menatap dingin pada pria yang wajahnya sudah babak belur itu.
Cukup dingin tatapannya hingga bisa dirasakan oleh pria itu. Ia dapat merasakan aura kekuasaan dan aura berbahaya dari Sade, di lihat dari duduknya yang angkuh dan dominan.
"Siapa yang mengirimmu??" Tanya Sade.
Pria itu mengatupkan mulutnya rapat-rapat.
Sade hampir kehilangan kesabaran dengan pria itu. Jika saja pria itu bukan sumber informasi pastinya Sade telah menembak kepalanya. Sade bukanlah orang penyabar. Hal yang ia benci adalah menunggu.
"Jika kau mengatakannya. Aku akan memberi kemudahan kepadamu dengan tidak membunuhmu."
Pria itu tersenyum miring seakan menantang Sade lalu meludah ke bawah.
"Cih! Kau kira aku akan percaya. Meski aku memberikan sebuah informasi, kau akan tetap membunuhku."
Sade menurunkan satu kakinya dan menegakkan tubuhnya. Membuka jas hitamnya serta tali dasinya lalu membuangnya ke bawah.
"Aku akan tanya sekali lagi. Siapa atasanmu? Siapa yang telah memberikan perintah untuk mengincarku dan keluargaku?" Tanya Sade sambil melipat lengan kemeja putihnya sebatas siku.
"Aku tidak akan memberi tahumu. Kau dan keluargamu akan mati cepat atau lambat."
Ucapan pria itu menyulut api kemarahan Sade. Dadanya naik turun karena menahan emosi.
Sade menampilkan smirk nya, yang terlihat menyeramkan. Bangkit berdiri, berjalan mendekat ke arah pria itu.
"Aku telah berbaik hati membiarkanmu untuk hidup jika memberitahuku informasi yang kau punya tapi kau malah menghilangkan kesempatan itu."
Sade mengarahkan tangannya kebelakang punggungnya, sebuah pistol kini berada di genggamannya.
Sade tepat meletakkan ujung senapan pistolnya di kening pria itu yang kini menatap Sade penuh menantang.
"Kau adalah orang yang setia. Namun kesetiaanmu akan membunuhmu."
Suara tembakan mulai menguar. Peluru kini menembus kepala pria itu. Sade menatap dingin kepada tubuh pria itu yang tidak bernyawa. Tidak ada kasihan atau penyesalan.
Ia harus menjadi kuat untuk melindungi keluarganya.
"Kalian bereskan semuanya." Perintah Sade kepada anak buahnya sebelum meninggalkan ruangan itu.
~*~
Tbc ❤
Hayooo~~ siapa yang nungguin cerita ini ??😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆😆
Lama yaa ? 😂
☾
King of Darkness©2019
By carlygibert
ALL RIGHT RESERVED
This book is protected by all copyright of Indonesian law.
Any unauthorized reprint or use this material is prohibited.
PLEASE DON'T COPY IT.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐢𝐧𝐠 𝐨𝐟 𝐃𝐚𝐫𝐤𝐧𝐞𝐬𝐬 ✓
Action[ATHANASIUS #2] [Ayo! Di baca! Sebelum di apus] He now returned with all the power in his hands. Darkness follows him. Devil in him. He is unstoppable until he gets what he wants. He will assured, he will get it. And that is revenge. *⋆»♠︎«⋆* (Seque...