𝐊𝐢𝐧𝐠 𝐨𝐟 𝐃𝐚𝐫𝐤𝐧𝐞𝐬𝐬 ÷ Ø68

10.9K 1.2K 154
                                    

Note:
Guess I was wrong. This chapter is not epilogue 😂
Masih belum berpisah dari my baby Sade 😘
Tapi entah kenapa pen cepet selesai gitu deh biar fokus sama Keir.

Fun fact: sebenernya chapter ini emang epilog gitu tapi satu chapter ini jadinya panjang akhirnya harus di potong karna kepanjangan 🙃

*⋆◆♛◆⋆*

*⋆◆♛◆⋆*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*⋆◆♛◆⋆*

𝐀𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐏𝐎𝐕


Samael masih seperti terakhir kali Sade ingat. Dibalik senyumnya yang pria itu tampilkan berbeda dengan pikirannya yang licik.

Melihatnya kembali memberikan memori-memori berkaitan dengan pria itu berdatangan. Mengingatkannya bahwa pria itu pernah menghancurkan sebagian dirinya. Memanfaatkannya dan juga Jackson serta Murano demi kepuasaan egoisnya yang tidak pernah habis.

"Look at you guys. It's been a really long time." Ucap Samael yang senyumnya semakin lebar, "glad all of you here. I missed my favorite boys."

Sade maupun Jackson dan Murano sama-sama menampilkan poker face mereka. Tidak sama sekali menampilkan emosi apapun selain tatatan tajam ketidaksukaan diarahkan pada Samael.

"Bagaimana kabar kalian, hmm? I'm so happy you guys finally come back home."

Murano tersenyum sinis serasa mendengus. Home katanya. Sejak dulu tempat ini bukan terasa seperti rumah baginya dan kedua sahabatnya.

"Kami kemari bukan untuk berbasa-basi." Ucap Sade datar. 

"Oh mio Dio~~ [oh my gosh]" Samael menggelengkan kepalanya lalu tersenyum miring, "Kau ini bagaimana sih... Tidak boleh langsung to the point gitu dong... Kita ini sudah sangat lama sekali tidak bertemu. Apa kau tidak senang dan  merindukanku juga?

Jackson memutar bola matanya dan mendecakkan lidahnya, "ck. Listen old man. Simpan cengkrama untuk dirimu sendiri. Kau hanya akan membuang-buang waktu."

"Oh veramente [really], C'mon. Kalian datang jauh-jauh kemari bukanlah lebih enak berbincang dahulu. Bagaimana kehidupan luar sana? Kehidupan normal yang kalian inginkan?"

"That's not your fucking bussiness. " Ucap Sade dingin.

"Tentu saja itu urusanku." Samael mengusap rahangnya dan menyandarkan punggungnya di sandaran kursinya.

"Kalian meninggalkan apa yang sudah kalian inginkan disini lalu kalian memutuskan untuk pergi begitu saja demi kehidupan normal. Kalian tau, kehidupan normal hanya untuk orang lemah." Lanjut pria itu. Matanya tersirat akan ketidaksukaan.

"Seenggaknya aku menawari kalian minum. Jangan terlalu serius dan tegang. So, kalian ingin minum apa?" Samael menaikkan kedua alisnya.

Murano menghela nafasnya, "Samael. We don't want to drink or anything. We are here because---"

𝐊𝐢𝐧𝐠 𝐨𝐟 𝐃𝐚𝐫𝐤𝐧𝐞𝐬𝐬 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang