~*~
~*~
Author POV
Adelia duduk bersila di sofa. Mengabaikan televisi yang menyala karena pemandangan putra dan suaminya bermain di atas karpet berbulu lebih seru dan tidak bisa di lewatkan. Bagaimanapun nantinya akan menjadi memori berharga.
Tidak ada yang lebih membahagiakan saat melihat senyum di wajah putra dan suaminya. Keir adalah replika dari Sade. Setiap Sade pergi ke kantor atau urusan bisnis, menyisahkan dirinya dan Keir. Adelia selalu melihat Sade di diri Keir kecil. Sifat, kecerdasan, ketampanan yang di miliki Keir menurun dari ayahnya. Yang mana membuat Adelia selalu merindukan kehadiran Sade.
Keir Lorcan adalah bukti cintanya dengan Sade. Bukti cinta yang nyata di antara mereka. Sade, tidak pernah berubah. Dari dulu hingga sekarang, Sade, suaminya selalu mengerti dirinya, menyayanginya, dan Adelia bisa merasakan cinta yang besar dari Sade.
Adelia menatap lekat wajah Sade. Tidak terbayangkan, Adelia akan berujung bersama dengan Sade sampai mereka membina sebuah keluarga. Sade, bad boy yang dulu semasa SMA di takuti oleh murid-murid, bad boy dengan segala keburukan dan kemisteriusannya. Kini, bad boy itu telah berubah menjadi seorang suami bahkan ayah yang penyayang, peduli dan manis.
Semasa mereka pacaran, Sade sangat manis bahkan kemanisannya terus bertambah seiringnya hari demi hari, tahun demi tahun, menjadi seorang keluarga yang utuh.
Sepatutnya, Adelia bahagia dan bersyukur mendapati seseorang seperti Sade. Di cintai, di sayangi, di pedulikan, dan di perlakukan bagaikan seorang ratu oleh pria itu. Adelia tidak pernah kekurangan, karena Sade menyediakan apapun yang ia butuhkan.
Lamunannya terbuyar karena merasakan sebuah pelukan dan Sade lah yang memeluknya kini, meninggalkan Keir yang asik bermain dengan mainannya dan dunianya.
Sade tersenyum lembut, Adelia selalu luluh melihat senyum itu begitu pula dengan melihat kedua mata hazel Sade yang indah saat menatapnya. Sade membawanya kedalam pelukan hangat dan erat, pelukan yang selalu Adelia butuhkan, pelukan yang tidak pernah berubah selalu membawa rasa nyaman.
"What are you thinking, kitten??" Tanya Sade, mencium puncuk kepala Adelia dan menaruh sisi wajahnya disana.
Hal yang tidak pernah berubah, Sade tetap memanggilnya kitten. Panggilan yang Adelia sukai. Karena panggilan itu sudah ada saat mereka mulai dekat dan kenal kala mereka sekolah.
"I thinking about you, me and Keir." Jawab Adelia. Mengistirahatkan kepalanya di dada Sade.
Sade mengusap rambut Adelia pelan.
"Aku ingin kita bertiga selalu bersama." Lanjutnya.
"Don't worry. We will always together. I will protect you and Keir." Ucap Sade.
Adelia meraih wajah Sade lalu mengecup bibir pria itu lalu menatap kedua mata hazel Sade lekat, "i love you."
"I love you more than you think." Balas Sade pelan.
Sade mendekatkan wajahnya kepada Adelia dan sebelum akhirnya berhenti akibat suara Keir. Sade menghela nafasnya, karena niatnya yang ingin mencium Adelia terhenti. Tidak cukup hanya satu kecupan.
"Mommy~~" panggil Keir.
Adelia menolehkan kepalanya kepada Keir yang duduk di atas karpet berbulu di kelilingi oleh mainannya.
"Ya, sayang??"
Keir bangun dari dudukkannya, berjalan mendekat ke arah mommy dan daddynya. Adelia melepas pelukan Sade lalu mengangkat Keir dan mendudukannya di pangkuannya.
"Kei mau makan apple, mommy."
Adelia tersenyum lalu mengecup kening Keir, "baiklah. Mommy akan ambilkan."
"Sini sayang sama Daddy." Keir berpindah duduk di pangkuan Sade.
Adelia bangun dari duduknya dan pergi ke dapur. Tidak lama kemudian, Adelia sudah kembali dengan sepiring Apple yang telah di kupas dan di potong kecil.
Keir tersenyum lebar lalu memakannya dengan senang.
Sade yang melihat wajah menggemaskan Keir, tersenyum dan tangannya mengusap rambut Keir.
Keir menyodorkan potongan apple di garpu kepada Adelia, "mommy mau?"
Adelia menggelengkan kepalanya, "buat kamu aja sayang."
"Daddy mau dong." Sade membuka mulutnya dan Keir menyuapi potongan apple di garpu kepada Sade.
"Gimana Daddy? Manis ga?" Tanya Keir, menatap Sade dengan mata hazelnya yang sama persis dengan milik Sade.
"Manis banget kayak Kei." Jawab Sade.
"Kei ga manis daddy. Kei ganteng." Balas Keir dengan pipi yang mengembung. Reaksi Keir membuat Adelia dan Sade tertawa pelan.
"Oh iya! Keir ganteng." Ucap Sade.
"Besok, daddy mau ngajak Kei jalan-jalan. Kei mau??" Tanya Sade dan Keir langsung menganggukkan kepalanya semangat.
"Kei mau daddy!!" Seru Keir senang.
"Nanti beli es krim ya daddy?!" Lanjut Keir dengan mata yang memohon.
"Okey." Sade mengedipkan satu matanya.
Keir lalu mengusap dan mengucek matanya.
"Keir, mau bobo??" Tanya Adelia yang di angguki pelan oleh Keir.
"Hug and kiss daddy, sweetheart." Pinta Adelia kepada Keir. Keir melakukannya. Memeluk leher Sade lalu mencium pipinya.
"Good night, boy."
"Good night, daddy."
Adelia menggendong Keir lalu membawa putranya ke kamar. Memastikan Keir nyaman dan terlelap dalam tidurnya barulah Adelia keluar dari kamar Keir.
Adelia kembali ke ruang tamu dimana Sade masih berada disana. Melihat kehadiran Adelia, Sade menghampiri Adelia setengah jalan lalu mengendong wanita itu dan menidurkan Adelia di atas sofa. Meletakkan kedua tangannya disisi kepala Adelia, guna menyangga tubuhnya berada di atas tubuh Adelia.
"I really miss you. Just you and I."
Adelia melingkarkan kedua tangannya di leher Sade, "i miss you. I want you to kiss the hell out of me and i want you so bad, honey."
Sade menampilkan smirknya, mengaitkan rambut Adelia ke belakang telinganya, "I want to hear you beg for me, baby."
Adelia mendekatkan wajahnya lalu berbisik ditelinga Sade, "Please, honey~~"
"You are the cutest ever. I love you a lot."
~*~
Well! This story will about to romance and action, guys.
But romance in this story will not vulgar coz i know some of you probably under the age.
~*~
Tbc 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐢𝐧𝐠 𝐨𝐟 𝐃𝐚𝐫𝐤𝐧𝐞𝐬𝐬 ✓
Action[ATHANASIUS #2] [Ayo! Di baca! Sebelum di apus] He now returned with all the power in his hands. Darkness follows him. Devil in him. He is unstoppable until he gets what he wants. He will assured, he will get it. And that is revenge. *⋆»♠︎«⋆* (Seque...