𝐊𝐢𝐧𝐠 𝐨𝐟 𝐃𝐚𝐫𝐤𝐧𝐞𝐬𝐬 ÷ Ø63

13.1K 1.3K 122
                                    

Thank you so much
Untuk semangatnya ♡

Instrumen dari film fantastic beast nya menusuk hati Carly waktu bikin chapter ini 😭

◆◆☾◆◆

◆◆☾◆◆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◆◆☾◆◆

Author POV


Sade menatap langit mulai berubah menjadi ke orange dan matahari yang setengah terbenam menandakan hari telah sore.

Tangan kanan Sade menyisir rambutnya kebelakang lalu mengusap rahangnya. Sade dilanda perasaan gugup namun tidak sabaran saat mobil yang dikendarai Murano mendekati rumah sakit Athanasius.

Sade tidak membuang waktu lagi begitu mobil berhenti dan terparkir. Tangan Sade terangkat untuk membuka pintu mobil tapi baru memegang handle pintu mobil, Murano memegang bahunya.

"Wait! Lo ga bisa keluar gitu aja."

Sade mengkerutkan keningnya, "why?"

"Public taunya lo udah meninggal karna insiden di perusahaan. Lebih baik tetap seperti itu. Membuat mereka percaya bahwa lo telah meninggal. Karna gue punya firasat Rovach juga berpikir yang sama. Ini bisa kita manfaatkan untuk rencana selanjutnya. Bagaimana?"

Sade memikirkan perkataan Murano sejenak. Ada benarnya juga. Dengan berita dirinya meninggal dapat digunakan sebagai cover dan alibi. Kini, ia hanyalah sebuah hantu yang diam di bayangan kegelapan.

Sade mengangguk, "oke."

Murano membuka dashboard nya dan memberikan Sade topi hitamnya.

"Pake. Tundukan kepala lo saat berpapasan dengan orang lain."

Sade memakai topi di kepalanya yang sebagian menyembunyikan wajahnya dari public.

"Let's go." Sade keluar dari mobil diikuti oleh Murano.

Mereka berjalan bersama memasuki rumah sakit. Setiap kali berpapasan dengan orang-orang Sade akan menundukkan kepalanya. Sade berjalan dengan kedua tangannya dimasukkan kedalam saku jaketnya. Kakinya yang panjang mengambil langkah lebar. Ia ingin segera menemui Adelia dan... Baby nya.

Oh, shit!

Is his baby a boy or a girl?!

Sade dan Murano masuk kedalam lift yang kosong. Murano menekan lantai dimana Adelia stay. Lantai VVIP.

Begitu pintu lift tertutup. Sade menyenderkan punggungnya di dinding metal lift serasa menghela nafasnya.

"Nervous?" Tanya Murano yang mendapat anggukan kepala dari Sade.

Murano tersenyum, "Adelia will be happy when she see you here."

Sade membuka kedua matanya. Saat ini tidak ada waktu untuk memikirkan rencana pembalasan, itu bisa dilakukan nanti.

𝐊𝐢𝐧𝐠 𝐨𝐟 𝐃𝐚𝐫𝐤𝐧𝐞𝐬𝐬 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang