𝐊𝐢𝐧𝐠 𝐨𝐟 𝐃𝐚𝐫𝐤𝐧𝐞𝐬𝐬 ÷ Ø7O

14.7K 1.3K 193
                                    

*⋆»♠︎«⋆*

*⋆»♠︎«⋆*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*⋆»♠︎«⋆*

Author POV

Come back. Come back to me.

Sade...

Please...

Suara lembut Adelia terdengar di pikirannya. Terus dan terus terputar. Menciptakan kebulatan tekad di dirinya untuk menyelesaikan balas dendamnya secepatnya. Ia tidak sabar kembali kedalam pelukan hangat istrinya.

Ia memikirkan keluarganya. Anak-anaknya. Istrinya. Mereka adalah miliknya. Lindungi miliknya. Hancurkan para predator.  Tidak ada yang berhak menyentuh miliknya. Tak satupun.

Hatinya marah. Hatinya keras. Berubah menjadi hitam. Dipenuhi kebencian dan sakit hati. Hasilnya adalah balas dendam.

Sade membuka kedua matanya saat ia mendengar suara Zero dari earpiece di telinganya.

"Report. Enemies in sight. Shooting permit?"

Kill them. Kill them all. No mercy. Bisikkan terdengar dipikiran Sade.

"Permission to shoot."

Suara datar Sade menarik perhatian lainnya di dalam mobil. Xerxes yang duduk di kursi penumpang depan dan Marco (rekan kerja dekat Xerxes) yang mengendarai mobil. Kedua pria itu melirik satu sama lain. Bahkan mendengar suaranya, membuat jantung mereka berdegup dengan kencang oleh ketakutan.

Mereka telah melihat betapa bengis dan kejamnya Sade saat mereka menyerang di pelabuhan dan Neith club. Saat kedua tangan Sade memegang pistol atau senjata apapun, serta matanya yang menyorot tajam pada musuh, entah kenapa aura pria itu berubah lebih menyeramkan.

Murano yang duduk di kursi penumpang belakang, menatap Sade sedih. Ini semua salahnya.

"Sade."

Sade menoleh ke arah Murano dengan satu alisnya terangkat seolah mengatakan 'apa'

"I'm sorry."

"For what?"

Murano menghela nafasnya pelan, "because of me. You turn into monster." Tangan kanannya mengusap wajahnya, "seharusnya dari awal gue ga pernah mengajak lo ke Italy dan bertemu Samael."

"Gue kira kita udah selesai membahas ini. Tidak ada yang bisa disesali. The past will be the past. You can't change that." Sudut bibir Sade terangkat sedikit, "Justru gue malah berterima kasih sama lo. Jika karna bukan lo, i would be nothing until now. Jika memilih menjadi monster bisa bertahan, gue akan terus memilihnya."

𝐊𝐢𝐧𝐠 𝐨𝐟 𝐃𝐚𝐫𝐤𝐧𝐞𝐬𝐬 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang