Dengan langkah yang terbilang sangat cepat, ia hampiri laki-laki itu. Meski terlambat, setidaknya Anna masih bisa membantunya berdiri kendati yang ia lakukan hanya sebuah upaya yang sia-sia.
Dalam kepanikannya itu, tanpa sengaja segenap netra pandangan Anna tertuju pada lokasi di mana tiga orang sedang berdiri di sana saat ini. Bukankah itu ....
"Kim Minju?"
Lagi? Dia lagi yang menjadi pelaku penganiayaan ini? Apa dia belum juga puas telah menyiksa Haruto dua hari yang lalu?
Seringai terlukis menawan di sudut kotak piguranya. Anna tahu akan perangainya kini, dia sedang meledek Haruto yang tengah merintih tunjang sakit.
Benar-benar sudah kelewat batas! Tanpa pertimbangan sedikitpun Anna langsung menghajar wajah anak itu. Sudah cukup Haruto ia jadikan budak pemuas hasratnya semata. Sudah cukup Haruto disiksa oleh oknum-oknum bangsat seperti dirinya.
"Anjing! Selow dong, nyet!" umpat Minju sembari meratapi rasa sakit di pipi yang baru saja ia terima pagi ini.
Bagaimana bisa Anna bersabar ketika tahu sudah dua kali ini dia menyiksa Haruto? Apalagi dalam aksi bejatnya itu, Minju selalu menyuruh antek-antek lain seperti Juyeon dan Hyunjae saat ini. Tunggu-
Juyeon dan Hyunjae dari kelas yang sama dengan Anna juga termasuk komplotan bajingan-bajingan dancuk seperti Minju?
Wah. Bukan main. Minju benar-benar menguasai sekolah ini.
"Lo sama-sama manusia, kan? Apa untungnya nyakitin anak nggak berdosa kayak dia?!" Sembari menahan murka, Anna membawa tubuh Haruto untuk berlindung di belakang raganya.
Namun alih-alih diam di sana, Haruto memilih untuk menyela. "Anna. Sudah, jangan membuat masalah."
"Lo siapanya bocah itu, hah?! Anak baru aja belagu!" timpal Minju semakin memberongsang.
"Mau gue emaknya, kek! Mau gue bapaknya, kek! Mau gue neneknya, kek! Emang ada urusan apa lo tanya-tanya gitu? Mau nindas gue juga lo, HAH?!"
"Dih?"
"Gue peringatin, ya. Sekali lagi gue lihat Haruto kenapa-napa gara-gara si bangsat kayak elo, jangan harap muka lo masih bisa skincare-an tiap malem."
"Nyerocos doang, lo! Nggak ada gunanya gue ngomong sama temennya si dongo! Udah dongo, temenannya sama si dongo! YA TAMBAH DONGO!"
Setelah pergulatan singkat tadi, Minju lekas minggat tanpa memboyong antek-anteknya ini. Akan tetapi setelah Minju sudah tidak lagi di sini, Juyeon dan Hyunjae malah mendekati Anna sembari mengatakan sesuatu yang sangat mampu membuatnya muak bukan main.
"Jangan pernah berurusan sama Kim Minju. Lo nggak tahu hal apa yang bakal terjadi sama kehidupan lo setelah ini."
Cih! Apa takutnya? Anna tidak mudah gentar cuma karena begundal seperti Minju saja! Kalaupun dia berani macam-macam, akan Anna lawan sampai tetes darah penghabisan.
Baiklah, ini agak berlebihan. Tapi Anna benar-benar akan melawan.
Setelah Juyeon dan Hyunjae pergi, hanya ada Haruto dan Anna saja di sini. Sungguh! Anna merasa ngilu melihat sayatan sepanjang dua puluh senti itu terukir di lengan Haruto. Seragam dan blazer yang sedang ia kenakan pun sampai ternodai warna merah dari kentalnya darah pekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Narasi Musim Semi
Fanfiction❝Perihal riwayat kehidupan Haru. Sosok remaja yang takut tumbuh dewasa.❞ ______________________________________ ● treasure tbz izone fanfiction ● watanabe haruto © benaluna