31. Hidup Itu Lucu

1.4K 185 10
                                    

"Woy! Berengsek!"

Dari depak pertamanya menjejaki gerbang sekolah yang kentara masih sepi ini, amarah Anna kontan mengemuka seolah segan untuk tertanggulangi. Lebih-lebih lagi gaung langit seketika terseru amat murung seakan-akan situasi saat ini terlihat begitu mendukung.

Tepat di sentral lapangan basket sana menjadi titik terakhir Anna melangkahkan kaki. Satu orang pun belum ada yang merasa dirinya terpanggil setelah Anna berteriak kencang seperti tadi.

Sungguh! Anna hanya marah kepada begundal-begundal sialan itu.

"Lee Hyunjae setan! Lee Juyeon bajingan! Ke sini lo semua!"

Belum apa-apa, keduanya sudah panas dingin melihat Anna sekonyong-konyong terbakar murka. Sudah sangat dipastikan jika hari ini akan ada kiamat bagi mereka berdua. Terutama Juyeon sendiri, yang kemarin sore dengan mudahnya memanipulasi pikiran Anna.

"A-apaan?"

Kurang lebih sekitar tiga meter jarak yang bisa terpaut antar kedua kubu tersebut. Sepandai apapun Hyunjae menyembunyikan ketakutannya, akan tetap kentara bahwa dia sangat menakuti seorang Jeon Anna.

Selangkah demi selangkah gadis itu dekati titik tumpu berdirinya mereka sembari memampangkan ekspresi tak suka. Sampai beberapa detik kemudian, tibalah masa di mana punggung keduanya ditabok cukup kencang sampai membuat bekas kemerahan terlukis gamblang.

"Lo dibayar Younghoon berapa sampai-sampai tega nipu gue buat ketemuan sama dia? Punya otak itu dipakai buat mikir! Dengan lo kayak gini malah bikin gue tambah jijik! Lo kira gue masih mau balikan sama dia? Enggak! Dan ada urusan apa lo ikut campur sama masalah kita? CAPER, LO?!"

Tampaknya Hyunjae tidak bisa berkata apa-apa lagi. Selain itu, dirinya juga merasa malu dijadikan bahan tontonan banyak siswa dan guru. Anna benar-benar sudah kadung marah, apalagi saat tahu bahwa Juyeon tidak pernah merasa bersalah.

"Kita nggak pernah mau ikut campur sebelum Younghoon datengin kita dan minta kita buat ngerencanain ini semua." Selangkah lagi Juyeon dekati gadis di depannya kini.

Tentunya, Anna tidak mau mengalah begitu saja. "Terus kalian mau? Kalian dengan gobloknya nurut? Juy, emang Younghoon ngasih apa aja sama elo berdua sampai-sampai kalian tunduk sama perintah dia?!"

"Sadar, Na. Dalam lubuk hati lo yang paling dalam, lo juga masih ngarepin dia. Kita niatnya cuma mau bantuin aja biar hidup lo nggak terus-terusan mati rasa kayak gini."

"Cih. Lo kira gue bakal berterima kasih sama bantuan kalian? Lo kira gue bakal berlutut dan sujud syukur nyium kaki busuk lo semua?! NAJIS! Sekali lagi gue tegasin sama kalian, jangan pernah turut campur apalagi ngusik masalah gue sama dia."

Saking kesalnya, Anna sampai menunjuk-nunjuk wajah mereka hingga urat di selingkar punggung tangannya saja sampai terlihat mengakar sempurna. Juyeon dan Hyunjae salah kaprah mengira Anna masih mendamba kisah lama. Semata-mata yang diinginkan dia hanya lupa. Sudah. Itu saja.

Sayang seribu sayang, mereka merusak semuanya. Juyeon dan Hyunjae menghancurkan angan-angan Anna. Gadis itu yakin bahwa dia sudah tidak memikirkan tentangnya, tetapi jumpa di sore hari kemarin malah sanggup membuat Anna kembali mengharapkan belas kasih cinta pertama.

Anna tidak berharap apa-apa selain bisa menghapus semua jejaknya, segala memori tentang dia. Dan segala yang pernah ada namun kini sudah terlanjur tiada.

"Gue cuma nggak mau sakit lagi, Juy. Sebagai laki-laki lo harusnya paham apa yang gue rasain."

Keributan besar itu berakhir tanggung. Anna tiba-tiba melesat pergi membawa genangan air di bawah kelopak matanya kini. Dan tanpa gadis itu sadari, dua orang laki-laki yang masih Anna cintai sudah melihat semuanya sedari tadi. Haruto ada di sana, Younghoon pun sempat mendapati kekecewaan Anna.

[✔] Narasi Musim SemiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang