[✔] Narasi Musim Semi

43. Langit Diam Saja

Pukul dua dini hari itu sudah menjadi waktu yang terbilang aneh jika seseorang membesuk kesenyapan rumah sakit. Namun waktu itu Eric malahan sekonyong-konyong datang ke sana untuk sekadar meminta Juyeon serta Hyunjae berbincang pasal sesuatu. Padahal pihak rumah sakit sudah melarangnya untuk masuk, namun bocah tersebut tetap saja kukuh sehingga mengharuskan kedua kakak beradik itu untuk keluar setakat menemui Eric Sohn.

Di sebuah warung kopi dekat dengan rumah peristirahatan para manusia pesakitan, ketiganya lantas duduk di sana dengan tampang amat menjanjikan. Semula memang tidak ada kerutan di dahi Hyunjae. Namun sesaat setelah Eric berucap, keduanya langsung mengernyit terheran-heran.

"Bantuin gue nyari keberadaan Minju. Dia belum pulang dari dua hari yang lalu. Nyokapnya baru aja nelpon gue, beliau bilang Minju dibawa kabur sama bokapnya setelah tahu kalo dia mau berangkat ke Amerika bareng Younghoon."

Tunggu---apa? Kenapa pula Hyunjae diperintah untuk mencari gadis sialan itu?

"Lo belum move on, Ric? Sadar, bego. Dia udah manfaatin lo bahkan temen-temen lo."

"Gue tahu. Walaupun Minju orangnya beringas dan nggak bisa dimaafin, tapi ada hal yang selama ini dia tutup-tutupin dari orang lain."

"Apaan?"

Sejenak, Eric tunjukan sebuah riwayat pesan yang pernah Minju kirimkan kepadanya berbulan-bulan lepas.

Pesan itu dimulai dari tahun-tahun sebelum ia mengenal lebih dekat sosok Minju sebenarnya. Sampai sekarang masih ia simpan sebagai kenang-kenangan.

Dan lantas di saat itu pula, Juyeon beserta satu oknum di sampingnya langsung terbelalak seakan tak menyangka.

Bagaimana bisa anak sebejat Minju mendapatkan perlakuan seperti ini dari ayahnya?

"Minju itu orangnya tertutup. Saking tertutupnya bahkan dia nggak pernah mau cerita pasal penyiksaan yang dia dapetin dari bokapnya sendiri. Itulah kenapa nggak ada yang pernah tahu seluk-beluk keluarga Minju selain informasi kecil kalo dia anak dari direktur sekolah," sambung Eric menjelaskan.

Tentu saja Hyunjae akan mengumpulkan berbagai spekulasi mengenai kenyataan pahit ini. "Kalo di sekolah tingkahnya sok-sokan jadi penguasa, padahal di rumah yang dia dapet cuma siksa. Apa mungkin karena ini, dia jadi sekejem ayahnya?"