4O. Patah Hati Paling Abadi

1.4K 157 3
                                    

Tujuh bulan berlalu...

Tujuh bulan berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Akhirnya ... liburan akhir tahun dateng juga."

Tepat di depan gerbang sekolah suara Eric terburu-buru dalam menggema. Dipandu dengan Sunwoo si laki-laki Busan dan juga Kevin si pemuda bulan, ketiganya lantas menggiring Haruto untuk pulang berbarengan.

Hari ini mungkin bisa menjadi salah satu hari paling melelahkan bagi insan-insan itu. Sebab, sedari kemarin mereka diharuskan untuk membersihkan seantero kawasan sekolah cuma karena pasal aksi membolos ketiganya dua hari lepas.

Huh! Jessica kalau sudah memberi hukuman sungguh tak kira-kira!

Bayangkan saja. Dari kemarin Eric diperintah untuk memotong rumput sekolah, mengecat pagar belakang, membetulkan genteng di ruang musik. Dan satu hal yang paling ia benci adalah ... membersihkan toilet lama yang baunya naudzubillah sanggup membuat Eric langsung pingsan saat itu juga.

Untung saja masa hukumannya sudah habis hari ini. Maka dari itu, ia gunakan kesempatan tersebut untuk bersenang-senang bersama para handai tolannya. Toh, setelah ini takkan ada lagi kegiatan pembelajaran sampai tanggal 2 Januari nanti.

"Jangan dekat-dekat dengan Haruto! Eric bau tai!"

Tiba-tiba bocah itu berlari menjauhi mereka sembari terbahak-bahak dalam tertawa. Eric yang lantaran tersinggung lantas berlalu mengejarnya dan sigap mengunci leher Haruto di samping halte bus sana.

"Yang bikin kita kayak gini siapa, coba? Elu, kan? Pake acara cepuin kita segala sama Bu Jessica."

Tentu saja Haruto tidak mau kalah. "Siapa suruh bolos sekolah? Makanya, tidak usah neko-neko! Orang tua Eric, Sunwoo, dan Kevin kan sudah membiayai sekolah kalian dengan jerih payah mereka. Setidaknya hargai usaha mereka!"

"Aduhhh. Iya-iya, KAK HARU." Sunwoo tarik pangkal hidung Haruto sembari tergelak.

"Lo mau pulang naik bus, To?"

"Iya. Asahi menyuruh Haruto naik bus saja karena sepeda Haruto sedang dipinjam tetangga."

"Jangan, deh. Jalan kaki aja, gimana? Kita anterin lo sampai rumah. Gue habis bersihin toilet gini pasti nggak dibolehin naik sama abang-abangnya. Bisa bikin satu bus mabok tai."

"Hih! Mending Haruto pulang sendiri saja daripada mengendus bau kalian! Sumpah, Haruto sampai mau pingsan, nih."

"Lebay!" Kevin tarik pipi Haruto sekali lagi.

Sudahlah. Kalau sedang bersama dengan mereka, pasti ada saja tangan yang gatik menarik wajah, pipi, dan hidung Haruto. Karena sejatinya Haruto memang sangat menggemaskan dan patut ditowel-towel. Terkadang pun Eric berpikir, kenapa dari dulu dia tidak pernah sadar jika Haruto bisa semenggemaskan ini? Dengan poni berbentuk mangkok, mata yang berbinar, dan pipi macam squishy.

[✔] Narasi Musim SemiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang