***
Pada suatu waktu, ketika rintik gerimis datang menyapa dengan sabda romantis, Anna pernah barjanji bahwa dia takkan pernah mendua apalagi membuat seorang laki-laki menangis.
Bukan kepada Haruto Anna tujukan riwayat pesan tersebut sebab gadis itu sama sekali tidak mengenali sosok Haruto pada masa-masa sebelumnya. Kim Younghoon menjadi subjek paling sempurna untuk baginya menggaungkan ketulusan. Yang nyatanya sampai sekarang malah kandas di tengah jalan.
Namun hari ini, entah bagaimana bisa dengan naifnya Anna mengakhiri sore yang temaram ini dengan berteduh bersama seorang laki-laki yang baginya tak memiliki hati nurani. Younghoon akan diam, begitupun sebaliknya. Di lain waktu Anna giat merenung, sementara Younghoon berusaha menalak canggung.
Fase itu berulang selama lima belas menit sebelum Younghoon kembali membuka suara meski dengan lisan terbata-bata.
"A-Anna. Terima kasih mau meluangkan waktu sebentar untukku."
"Bukan aku yang mau. Tapi kamu yang memaksaku." Begitulah jawaban Anna setelah menyingkirkan segelas madu yang semenit lalu tak sungguh-sungguh dirinya seduh.
Anggukan sumir lantas Younghoon himpun sekadar menghapus sedikit rasa kaku. "Apa besok aku boleh jemput kamu?"
"Buat apa?"
"Kita berangkat sekolah bareng."
Tentunya, tawaran itu seketika mendapat penolakan keras. "Nggak perlu. Besok aku mau berangkat sama Haruto."
"Haruto? Laki-laki Jepang dari kelas kita?"
Sedetik berlalu usainya bertanya ini itu, Anna lantaran menganggukkan sang hulu. "Iya. Haruto. Laki-laki yang berhasil melengserkan singgasanamu dalam lubuk hatiku."
"Kamu ... punya hubungan sama anak itu?"
"Kim Younghoon." Ketika Anna sudah lekat menatapnya serius seperti ini, maka yang bisa Younghoon lakukan hanyalah bersiap dengan apapun yang akan terjadi nanti.
"Sekarang bukan lagi kamu yang menjadi tokoh utama. Tapi dia, Haruto, laki-laki yang menjumpaiku di bawah hujan saat aku sedang menunggumu dengan setia. Aku tidak mau meminta maaf untuk semua ini. Hakikatnya, kita tidak tahu siapa yang salah atas semua ini."
"Apakah aku yang terlalu mencinta, ataukah kamu yang tak pernah bisa merasakan apa-apa."
Lima detik berlalu hingga Younghoon merasa begitu jatuh untuk sekadar berdiri dengan raga yang utuh. Tidaklah dia menyalahkan Anna, tidaklah pula Kim Younghoon menyalahkan dirinya. Younghoon pikir Anna benar, bahwasannya perihal ini hanya mampu memungkas nanar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Narasi Musim Semi
Fanfiction❝Perihal riwayat kehidupan Haru. Sosok remaja yang takut tumbuh dewasa.❞ ______________________________________ ● treasure tbz izone fanfiction ● watanabe haruto © benaluna