🌻 [11] MENJADI INCARAN

625 250 179
                                    

"Semesta selalu punya cara untuk membuat kalian lebih sering berurusan."

💙 HAPPY READING 💙

"Hai, Cantik!" sapa Alvaro membuat Dira bergidik ngeri.

"Mau apa ke sini? Sana jauh-jauh!" usir Dira dengan nada super galak sambil melotot.

Namun, Alvaro malah tersenyum simpul. Kesan pertamanya saat melihat Dira, adalah gadis cantik, bening, imut, dan pemberani.

"Mau kenalan doang," ujar Alvaro berusaha mencari celah. "Lo pacarnya Iqbaal, ya?"

"Apa urusannya sama lo?" tanya Dira tak suka. "Enggak usah kepo ya, jadi orang."

"Sensi banget, sih."

"Biarin! Sana jauh-jauh."

Beberapa kali Dira mencoba mengusir Alvaro, tetapi cowok dengan jaket hitam dan tindik itu masih tetap di sana. Malah semakin mendekat dan mencoba menyentuh tangan Dira.

"Jangan macem-macem lo!" peringat Dira sambil menujuk Alvaro.

Merasa tidak aman, Dira langsung turun dari motor dan berjalan mundur menjauhi Alvaro. Tatapan cowok itu tampak lebih menyeramkan dengan senyum yang membuat Dira merinding.

"Jangan jauh-jauh, dong. Sini deket," ujar Alvaro sambil berjalan mendekati Dira.

"Mundur!" sarkas Dira. "Mundur gue bilang!"

Dira berusaha mengatur napasnya, lalu mencoba untuk meminta bantuan Iqbaal. Cowok itu tadi mengatakan, 'kalau ada apa-apa, teriak aja'.

"KAK IQBAL ...!"

"KAK IQBAAL, TOLONG ...!"

Pada teriakan kedua, Iqbaal berhasil menoleh. Tatapannya menajam saat melihat Alvaro yang sedang mengganggu gadis itu. Tanpa berlama-lama, Iqbaal langsung berlari menghampiri keduanya.

"Lepasin dia!"

Iqbaal mendaratkan bogeman berkali-kali di wajah Alvaro, lalu menendang perutnya hingga mundur beberapa langkah.

Setelah itu, Iqbaal mendekati Dira, membelai surai Dira lembut, lalu mengelus pipi mulusnya. "Jangan takut, aku bakal selalu lindungin kamu."

Kata-kata itu terdengar sangat meyakinkan. Dia tersenyum pada Iqbaal. Cowok ini ... cowok yang selama ini ia cari.

"IQBAAL, AWAS!"

Refleks Iqbaal menoleh, dan dengan sigap menangkis pukulan yang akan diberikan Alvaro dari belakang. Untung saja Ferly memberitahunya.

"Serang dari depan kalau berani," ujar Iqbaal lalu menghempaskan tangan Alvaro kasar.

"Pergi dari sini sebelum gue panggil temen-temen gue!" titah Iqbaal. "Atau lo mau tawuran?"

Alvaro meludah ke sembarang arah. Niatnya tadi hanya ingin mengeroyok Ferly dan memberi musuhnya itu pelajaran, tetapi Iqbaal mengacaukan semuanya.

"WOI! CABUT!" titah Alvaro pada anak-anak Taruna yang lainnya.

Mereka meninggalkan jalanan yang sepi itu dengan suara deruman motor yang sangat memekakkan telinga. Setelah itu Ferly berjalan mendekati keduanya.

JUARA KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang