JUARA KEDUA

🌻 [14] MANIS

"Perempuan adalah makhluk yang gampang baper, apalagi jika sudah dihadapkan dengan laki-laki humoris."

💙 HAPPY READING 💙

Selesai makan malam bersama keluarganya, Dira menuju ke kamar untuk mengerjakan tugas fisika yang akan dikumpulkan besok.

Baru saja membuka buku tugasnya, dering ponselnya membuat gadis itu dengan sedikit embusan napas mengambil benda pipih tersebut.

Matanya membelalak sempurna saat melihat ada panggilan masuk dari kakak kelasnya yang manis itu, Iqbaal.

Beberapa kali ia berdeham pelan untuk menghilangkan kegugupannya. Ini memang bukan pertama kalinya mereka teleponan, tetapi Dira masih saja merasa canggung sekaligus deg-degan.

"Halo ...."

Suara lembut milik Iqbaal langsung menyambut indra pendengaran Dira, yang refleks membuat jantungnya berpacu lebih cepat.

"I-iya, Kak," jawab Dira kaku.

"Aku nggak ganggu, kan?" tanya Iqbaal.

"Enggak, kok, Kak."

"Aku kirain ganggu."

Dira menggigit ujung jarinya, menunggu cowok itu kembali berbicara.

"Kamu lagi ngapain?"

"Ini baru aja mau ngerjain tugas, Kak."

"Tugas apa?"

"Fisika."

"Wah, pelajaran favorit aku, tuh."

Dira bisa mendengar nada semangat dari Iqbaal. Sesuka itukah cowok itu pada pelajaran paling sulit setelah kimia itu?

"Mau diajarin?" tanya Iqbaal di seberang sana.

"Mau, dong, ya? Aku kan guru privat kamu," lanjut Iqbaal lagi.

Guru privat? Dira terkekeh pelan mendengarnya.

"Boleh, tapi emang nggak ngerepotin?"

"Ya, nggak lah!"

Tatapan Dira jatuh pada buku tugas yang baru dibukanya. Jika dilihat-lihat, tugasnya lumayan susah.

"Oiya, Dir. Maaf, ya, tadi bukan aku yang anterin kamu pulang."

Dira menggeleng pelan, meskipun Iqbaal tidak bisa melihatnya tentunya.

"Enggak apa-apa, kok, Kak. Emang Kak Iqbaal ke mana?"

"Bimbingan. Bulan depan aku ada olimpiade Nasional."

Dira membelalak kagum. Sepintar itu seorang Iqbaal?

"Hebat banget!" Suara kekehan Iqbaal terdengar dari sana.

"Biasa aja, Dir. Yaudah, yuk, aku ajarin."