🌻 [39] I G D

141 44 11
                                    

Hari ini suasana sekolah tampak sepi. Ujian Nasional baru saja selesai kemarin. Hanya siswa-siswi kelas X dan XI yang terlihat mengisi koridor sekolah.

Dira menatap papan tulis di depannya dengan tatapan kosong.

Selama 3 hari kemarin, Ferly tak pernah menghubunginya sama sekali. Ia juga tak pernah bertemu lagi dengan cowok itu semenjak malam itu.

Dira mencoba berpikir positif. Cowok itu sedang ada UN beberapa hari kemarin, dan mungkin cowok itu ingin fokus pada ujiannya. Tapi, hari ini sudah tidak ada ujian lagi kan? Lantas mengapa Ferly masih belum menghubunginya sampai sekarang?

"Dira!" panggil Pak Beni--guru biologi, yang sedang mengajar itu.

"Iya pak-?" jawab Dira.

"Coba jawab pertanyaan di papan tulis," titah Pak Beni.

Dira terdiam beberapa saat sambil menatap soal di papan tulis itu. Dira sama sekali tidak mengerti, karena sejak tadi ia tidak memperhatikan penjelasan pak Beni.

"Saya gak tau, Pak." Dira menjawab dengan gugup.

"Makanya kalo bapak sedang menjelaskan itu diperhatikan, jangan malah melamun," tegur Pak Beni.

Dira mendengus pelan lalu mulai berusaha fokus pada pelajaran.

***

Dira merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan karena tertiup angin. Langit sudah semakin gelap, namun Dira masih belum mendapatkan angkutan untuk pulang.

Saat ini Dira sedang berdiri di depan sebuah mini market, yang tak jauh dari rumah Amanda. Tadinya Dira pergi ke rumah Amanda untuk mengerjakan tugas kelompok bersama teman kelasnya yang lain.

"Aduh nih hp kalo dibutuhin banget pasti lobet terus deh."

Gerutu Dira sambil memasukkan ponselnya kedalam tasnya.

"Ngapain disini?" tanya seseorang yang berdiri di sampingnya.

Dira menoleh, dan mendapati Vito sedang tersenyum aneh ke arahnya.

"Kok kaget gitu si," ujar Vito. Namun, Dira mengabaikannya.

"Ada yang mau jemput?" tanya Vito lagi, berusah membuat mantannya itu mau bicara dengannya.

Dira menggeleng namun tatapannya masih pada jalanan di depannya. Ia berdoa dalam hati semoga ia segera mendapatkan angkutan agar bisa cepat-cepat pergi dari sana.

"Mau aku anterin?" tanya Vito lagi.

"Gausah," tolak Dira.

Vito lalu berdiri di depan Dira, "Kenapa?" tanyanya.

Sementara Dira memilih untuk tak menjawabnya.

Merasa diabaikan, Vito lalu melangkah mendekati Dira yang membuat Dira spontan mundur. Ia menatap cowok itu dengan tajam, seolah memberi peringatan pada cowok itu agar tak mendekatinya. Namun, cowok itu malah tersenyum sinis lalu dengan lancangnya ia membelai pipi Dira dengan tangannya. Hal itu membuat Dira langsung menepis kasar tangan cowok itu.

"Gausah megang-megang gue!" tukas Dira.

"Kenapa?" tanya Vito. "Dulu juga kamu suka kalo aku pegang-pegang," lanjutnya disertai kekehan pelan.

JUARA KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang