🌻 [27] PERHATIAN KECIL

428 103 130
                                    

"Awwhh" ringis Dira saat Ferly membersihkan luka di lututnya.

Ferly tidak menggubris, cowok itu fokus membersihkan luka dilutut Dira kemudian memberinya obat merah.

Saat ini mereka sedang berada di depan minimarket. Dira duduk di kursi, sedangkan Ferly sedang berjongkok di depannya sambil mengobati lukanya.

Setelah selesai mengobati luka dilutut Dira, Ferly beralih mengobati siku gadis tersebut.

Dira memperhatikan Ferly yang sedang serius mengobati luka di sikunya itu. Dia bisa melihat dengan jelas wajah Ferly dengan jarak yang bisa dibilang dekat. Hidung mancung, alis tebal, bulu mata panjang, rahang kokoh dan tegas, serta bola mata hitam pekatnya membuat cowok itu terlihat begitu tampan yang membuat Dira jadi salah fokus.

Seandainya Dira belum berpacaran dengan cowok manis bernama Iqbaal, mungkin dia sudah jatuh hati pada Ferly.

Memang pertemuan-pertemuan awal mereka menimbulkan kesan yang tidak baik, bahkan bisa dibilang sangat tidak baik. Awalnya Dira mengira cowok itu tidak memiliki sisi baik, karena yang dilihatnya hanya Ferly yang emosian, kasar, dan brutal. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka jadi semakin dekat dan selalu bersama dan dari situ Dira bisa melihat sisi lain dari Ferly. Ternyata cowok itu tidak seburuk yang dia pikir.

Memang, cowok itu kasar dan emosian. Namun, jika dilihat dari sisi lain cowok itu bisa dibilang bertanggung jawab juga. Buktinya dia menolong Dira bahkan mengobati luka gadis itu.

"Jangan ngeliatin gue terus. Risih" ujar Ferly yang sudah selesai mengobati luka Dira.

Dira tersentak, lalu langsung mengalihkan pandangannya dari Ferly.

"Darimana?" tanya Ferly setelah duduk di bangku disamping Dira.

Dira mengangkat alisnya bingung.

"Habis darimana? Malem-malem. Sendirian" jelas Ferly.

"Oh.. Abis dari minimarket tadi, beli cemilan" jawab Dira sambil menyengir polos.

Detik berikutnya dia baru sadar bahwa kantung plastik berisi cemilan sudah tidak ada di tangannya. Mungkin jatuh saat didorong Alvaro tadi.

"Ya ampun cemilan gue!" ujarnya sedikit berteriak.

Tanpa mengatakan apa-apa, Ferly bangkit dan berjalan masuk ke minimarket.

Dira hanya menatap Ferly dari luar, cowok itu sedang mengambil beberapa cemilan dari rak kemudian membayarnya di kasir.

Pandangan mata Dira tak lepas dari cowok yang menggunakan hoodie berwarna navi itu, sampai dia keluar dari minimarket sambil menenteng kantung plastik.

"Ambil" ujarnya sambil menyodorkan kantung plastik berisi cemilan.

Namun Dira hanya menatapnya dengan tatapan bingung.

"Buat lo. Ganti yang tadi"

Dengan ragu, Dira menerima kantung plastik itu dan mengintip isinya. Ada banyak sekali cemilan di dalamnya.

"Ini banyak banget" ujar Dira seolah merasa tidak enak, padahal dalam hati sangat senang bisa ditraktir.

"Biar lo gak keluar malem lagi cuma buat beli itu" jelas Ferly kemudian melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, lalu kembali menatap Dira.

"Gue anter pulang" ujar Ferly kemudian berjalan mendahului Dira.

Dira yang melihat Ferly sudah berjalan terlebih dahulu, buru-buru berdiri sampai lupa bahwa lututnya sedang sakit.

"Awhh!" ringisnya saat merasakan perih di lututnya.

Ferly yang belum terlalu jauh, segera berbalik saat mendengar ringisan Dira.

JUARA KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang