🌻 [31] R U M I T

469 85 240
                                    

HAPPY READING GUYS!

---

Salam rindu
dari author ngaret
yang jarang update*wkwk


***

Hari ini, Iqbaal menjalani aktivitas seperti biasa. Namun, dengan mood yang tak biasa tentunya. Seharian ini moodnya benar-benar buruk. Sejak kemarin malam tepatnya.

Dira yang sedang duduk di sampingnya menatap cowok itu heran.

Saat ini mereka sedang berada di dalam mobil Iqbaal. Dalam perjalanan menuju sekolah. Namun, yang membuat Dira bingung, selama dalam perjalanan Iqbaal hanya diam saja. Tak seperti hari-hari sebelumnya.

Dira berdehem pelan, berusaha mencairkan suasana. Namun, Iqbaal tetap fokus menyetir.

"Kak-" panggil Dira lagi, kali ini dengan suara yang lebih keras.

"Hm"

"Kak Iqbaal kenapa?" tanya Dira penasaran. Tak biasanya cowok itu menjawab singkat begini.

Iqbaal menoleh sekilas, lalu menggeleng singkat sambil tersenyum tipis. Bukan senyum manis yang biasa cowok itu tunjukkan.

"Kak Iqbaal marah yah sama aku?" tanya Dira.

Lagi, Iqbaal menggeleng.

"Terus kenapa Kak Iqbaal diam aja?" tanya Dira lagi.

Iqbaal menghembuskan napasnya gusar, "Nggak, Dir!" tegasnya.

Seketika Dira langsung terdiam. Nada cowok itu terdengar marah. Tak biasanya cowok itu bersikap begini. Ada apa sebenarnya?

Setelah sampai di parkiran sekolah, Dira langsung turun dari mobil Iqbaal tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada cowok itu.

Iqbaal hanya menatap kepergian Dira dari dalam mobilnya. Cowok itu mengepalkan tangannya kuat, lalu beberapa kali memukul stir mobilnya dengan penuh emosi. Ia kemudian memejamkan matanya, berusaha menetralkan emosinya.

Iqbaal belum pernah seperti ini. Merasa frustasi dan putus asa. Biasanya ia selalu bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, dan menghadapinya dengan kepala dingin. Namun kali ini berbeda.

Bahkan semalam dia tidak bisa tidur, karena terus memikirkan keputusannya untuk mengakhiri hubungannya dengan Dira. Jujur, ia sendiri tidak menginginkan itu. Ia sangat menyayangi gadisnya. Namun, ia tidak punya pilihan lain.

***

Saat jam istirahat tiba, Dira dan Amanda berjalan bersama menuju kantin dan duduk di meja yang masih kosong setelah memesan makanan tentunya.

Amanda menaikkan alisnya bingung, melihat Dira yang sedari tadi hanya mengaduk-aduk mie ayamnya tanpa selera.

"Lo kenapa Dir?" tanya Amanda penasaran.

Dira menoleh ke arah Amanda seraya menggeleng pelan. Pandangan Dira beralih pada empat orang cowok yang sedang memasuki kantin. Penampilan ketiganya bisa dibilang berantakan. Baju yang tidak dimasukkan dalam celana, dasi diikat di kepala dan juga di tangan, serta rambut yang acak-acakan. Mereka adalah Ferly, Revan, dan Kevin. Hanya satu dari mereka yang berpenampilan rapi, yang pastinya adalah Iqbaal.

Dira terus menatap ke arah Iqbaal. Tak sedikit pun ia mengalihkan tatapannya dari kekasihnya itu.

Namun, Dira merasa ada yang aneh dari cowok itu. Tak ada senyum di wajah tampannya seperti biasanya. Tatapannya datar dan lurus ke depan.

JUARA KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang