🌻 [41] T H E N E W?

92 38 4
                                    

HAPPY READING 💙

_______________

"Akan ada seseorang yang tak bisa hilang dari ingatanmu, tak peduli sekeras apa kamu berusaha."

-Andira Shalsabilla Elfira-

_______________

3 tahun kemudian ...

Seorang gadis dengan almamater serta tas selempang di bahunya itu, terlihat baru saja turun dari mobil jaz berwarna putih. Gadis itu berjalan anggun menuju kampusnya.

Dia, Andira Shalsabilla Elfira. Gadis cantik itu kini tumbuh menjadi gadis dewasa nan mandiri.

"Dira!"

Panggilan itu membuat Dira menoleh. Ia mendapati Eliza, sahabatnya itu sedang berjalan ke arahnya. Awalnya mereka dipertemukan saat pengenalan lingkungan kampus, dan mereka bersahabat sampai sekarang.

"Lo juga baru dateng?" tanya Dira.

Gadis dengan rambut sebahu itu tersenyum ramah. "Iya nih. Bareng yuk ke kelas!"

Kedua gadis cantik itu berjalan beriringan menuju kelas mereka. Sepanjang perjalanan mereka menjadi pusat perhatian. Siapa yang tidak mengenal Dira dan Eliza? Kedua gadis itu termasuk deretan cewek tercantik di kampusnya.

"Oiya Dir, kemarin Kak Raga minta nomor lo ke gue." Eliza berucap seraya mengambil ponsel dari tas selempangnya.

"Kak Raga?" tanya Dira yang diangguki oleh Eliza.

Raga Adreano. Mahasiswa hukum semester 6. Termasuk deretan cowo-cowo ganteng di kampus. Bukan cuma ganteng, cowo yang biasa dipanggil Raga itu juga pintar, ramah, dan bertalenta. Tak heran banyak gadis di kampus yang mengaguminya.

"Tapi lo gak ngasi kan?" tanya Dira memastikan.

"Gak kok, lo tenang aja."

Tak sedikit mahasiswa di kampus yang meminta nomor Dira. Baik yang meminta secara langsung pada orangnya, atau yang memintanya melalui Eliza.

Sementara Dira tak pernah memberikan nomornya pada cowok-cowok itu. Ia juga melarang keras Eliza untuk memberikan nomornya. Bukannya pelit, atau jual mahal. Hanya saja Dira merasa tak nyaman jika banyak orang yang mengetahui nomornya. Ia merasa terganggu jika banyak cowok-cowok yang selalu mengirimkan pesan, ataupun menelfonnya setiap saat.

Dira sendiri tak banyak menyimpan nomor cowok di ponselnya. Hanya keluarga dan orang-orang terdekatnya saja.

***

Sepulang dari kampus, Dira menuju ke sebuah Cafe yang tak jauh dari kampusnya. Sudah hampir setengah jam Dira menunggu, namun orang yang ia tunggu belum datang juga.

Dira memainkan ponselnya setelah memesan makanan serta minuman untuknya, dan juga untuk orang yang sedang ia tunggu itu.

"Udah lama?"

Suara bariton itu membuat Dira menoleh, dan tersenyum lega saat melihat Ferly disana.

Cowok itu melepas jaketnya dan menyampirkannya di kursi, lalu duduk di depan Dira. "Udah pesen?"

Dira mengangguk. "Udah," jawabnya. Tadi ia sudah memesan makanan serta minuman yang sering mereka berdua pesan.

Selang beberapa menit kemudian, seorang pelayan datang membawa pesanan mereka.

JUARA KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang