🌻 [48] DIRA ATAU ADHITAMA

95 49 4
                                    

HAPPY READING💙

_______________

"Mana mungkin aku bisa memilih. Sementara kalian sama-sama penting. Sama berharganya dalam hidupku."

_____________

"Lo mungkin bisa nyelametin Dira. Tapi, gimana sama kakek tua yang lagi sama gue ini?"

Tangan Ferly mengepal kuat mendengar ucapan Alvaro itu.

"ANJING! LO JANGAN BERANI NYENTUH KAKEK!"

"Fer, ada apa?" tanya Iqbaal bingung.

"Kakek ada sama Alvaro!" jawab Ferly dengan wajah cemas.

"BANGSAT!" umpat Iqbaal. Dira menoleh kaget. Baru kali ini ia mendengar Iqbaal mengumpat seperti itu.

Dengan kasar dan tiba-tiba Iqbaal merebut ponsel Ferly.

"DIMANA LO NJING?!"

"Santai bro ... Gue gak bakal apa-apain kakek lo."

"BILANG KE GUE LO DIMANA BANGSAT!!!"

Suara kekehan Alvaro terdengar mengejek.

"Gue di markas Taruna. Lo inget kan? Dateng kesini secepatnya, kalo lo masih mau liat kakek lo! Dan inget, jangan berani lapor polisi!"

Iqbaal memutuskan panggilan tersebut lalu mengembalikan ponsel Ferly. "Ikut gue ke markas Taruna sekarang!" titah cowok itu.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, Iqbaal langsung meninggalkan tempat tersebut. Cowok itu melajukan mobilnya menuju markas Taruna.

Ferly menoleh pada Dira. Gadis itu tampak terkejut sekaligus bingung.

"Ikut aku!" ujar Ferly.

Tidak ada pilihan lain selain mengajak Dira untuk ikut bersamanya. Ferly tak mungkin meninggalkan gadis itu disini. Apalagi masih ada Raga di sana. Selain itu Ferly juga tak punya banyak waktu untuk mengantar gadis itu pulang terlebih dahulu. Kondisinya sedang gawat. Nyawa kakeknya dalam bahaya saat ini.

Dira mengikuti Ferly dari belakang. Cowok itu berjalan dengan tergesa menuju motornya. Dira segera naik ke motor Ferly setelah cowok itu menyalakan mesinnya.

"Pegangan!" ujar Ferly.

Dengan ragu Dira melingkarkan tangannya pada pinggang Ferly. Dan setelah itu Ferly melajukan motornya dengan kecepatan tinggi menuju markas Taruna.

Tak butuh waktu lama hingga mereka tiba di sana. Ada banyak motor terparkir di luar markas tersebut. Mobil Iqbaal juga sudah ada disana.

Ferly yang sudah kepalang emosi itu bergegas masuk. Namun, suara Dira membuatnya menoleh.

"Kak Ferly?" panggilnya.

Hampir saja Ferly melupakan gadis itu. Dira berjalan mendekatinya.

"Aku ikutan masuk gak?" tanyanya.

Seketika Ferly dibuat bingung. Haruskah ia mengajak Dira masuk bersamanya? Atau membiarkan gadis itu untuk menunggu di luar saja? Tapi, jika meninggalkan gadis itu sendirian di luar sini, ia takut jika tiba-tiba Alvaro atau anak buahnya mengganggu Dira. Tapi Ferly juga tak bisa membawa gadis itu masuk. Bagaimana jika gadis itu kenapa-napa?

"Kak, aku ikut masuk yah," pinta gadis itu.

"Aku takut kalo Alvaro ngapa-ngapain kamu," ujar Ferly.

JUARA KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang