🌻 [34] GOOD BYE, IQBAAL

537 78 143
                                    

HAPPY READING GUYS :)

_____

"Kehidupan lo bukan cuma tentang Iqbaal. Kehilangan Iqbaal bukan berarti lo kehilangan semua kebahagiaan lo."

-Ferly Dhiafakhri Adhitama

_____

Cowok dengan sepatu yang masih melekat di kakinya itu, merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia baru saja pulang dari Bandara. Sehabis mengantar Iqbaal.

Revan dan Kevin juga ikut mengantarkan Iqbaal. Mereka diberitahu oleh Ferly melalui pesan whatsapp.

Sementara Dira, gadis itu tidak datang. Bukan karena tidak sanggup melihat kepergian mantan kekasihnya itu.

Hanya saja Dira tidak tahu mengenai keberangkatan Iqbaal malam ini. Iqbaal tidak memberi tahunya. Bahkan cowok itu melarang Ferly, Revan, dan Kevin untuk memberitahu Dira.

Alasan Iqbaal melakukan itu semata-mata hanya karena ia tidak ingin menambah kesedihan gadis itu. Apalagi mengingat gadis itu sedang sakit. Dan penyebabnya adalah dirinya. Jadi, Iqbaal memutuskan untuk pergi tanpa memberi tahu Dira.

Mungkin ini akan membuat Dira sedih, karena ia pergi tanpa memberitahunya. Tapi, gadis itu akan lebih sedih jika ia tahu, lalu memaksakan diri datang ke Bandara untuk melepaskannya. Ia tahu, Dira tidak akan sanggup melakukan itu.

Seharusnya Iqbaal berangkat ke Amerika, dua hari yang akan datang. Namun, cowok itu memilih untuk mempercepat jadwal keberangkatannya dan keluarganya. Ia hanya tidak ingin berlama-lama, dan membuatnya sering bertemu Dira. Itu akan membuat perasaannya semakin sakit. Dan juga membuat Dira semakin susah melepasnya.

Ferly menatap surat yang diberikan Iqbaal beberapa jam yang lalu. Cowok itu meminta Ferly untuk memberikan surat itu pada Dira jika ia sudah pergi ke Amerika.

Tentunya Ferly penasaran dengan isi surat itu. Namun, Iqbaal mengatakan padanya untuk tidak membuka surat itu. Surat itu hanya boleh di baca oleh Dira. Begitulah pesan Iqbaal padanya.

***

Keadaan Dira sudah cukup membaik. Gadis itu sudah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Meskipun Vania sempat melarangnya, namun Dira tetap bersikeras untuk naik, dan mengatakan pada mamanya jika ia baik-baik saja.

Setelah menghabiskan sarapannya, Dira berpamitan pada Vania lalu berangkat bersama Dylan. Hari ini Dylan tidak ada jadwal kuliah pagi, jadi ia bisa mengantar adiknya itu ke sekolah.

Sesampainya di kelas, Dira di sambut hangat oleh beberapa teman kelasnya. Apalagi Amanda, sahabatnya itu sangat heboh menyambut kedatangan gadis itu.

"Hwaaa Diraaa!" pekik Amanda heboh, sambil memeluk erat Dira yang baru saja hendak duduk di bangkunya.

Suara Amanda sangat nyaring dan cempreng, membuat beberapa teman sekelasnya sampai mengusap-usap telibga mereka yang berdengung.

"Manda, gue gak bisa napas," keluh Dira karena Amanda memeluknya terlalu erat.

Sontak Amanda langsung melerai pelukan itu, dan menyengir lebar kearah Dira.

"Gue kangen banget tau sama lo Dir,"

"Lebay amat," cibir Dira. Gadis itu kemudian duduk di bangkunya, diikuti Amanda di sebelahnya.

JUARA KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang