🌻 [12] DIGANGGU

556 223 185
                                    

"Puluhan orang yang mengganggu akan kalah dengan satu orang yang selalu melindungi."

💙 HAPPY READING 💙

Sepanjang hari, wajah Dira terlihat berseri-seri. Senyum manisnya mengembang sempurna.

Bagaimana tidak, semalam Iqbaal mengiriminya pesan, menanyakan keadaan gadis itu. Mereka berkirim pesan cukup lama, hingga pada jam sembilan malam, Iqbaal meminta Dira untuk beristirahat.

"Senyum-senyum sendiri, udah gila lo?" celetuk Amanda.

Dira menoleh, mendapati Amanda yang baru masuk kelas dan menuju bangkunya. "Enak aja ngatain gue gila!" sungutnya tak terima.

"Ya ... abisnya lo senyum-senyum gitu, sih. Kan aneh," ujar Amanda lalu mengeluarkan ponselnya.

"Senyum itu, kan, ibadah, Man." balas Dira tak mau kalah.

Hanya mengangguk malas, Amanda lalu membuka ponselnya dan mulai tenggelam dalam dunia maya.

⸙⸙⸙

Dira berdiri di halte depan sekolah sendirian. Menunggu Dylan, yang katanya akan menjemput, tetapi sudah hampir sejam tak kunjung datang.

Mungkinkah abangnya itu sedang mengerjainya? Hm ... jika memang benar, maka Dira akan memberinya pelajaran nanti. Lihat saja!

Bang Dylan

Pulang sendiri dulu bisa ga, Dir? Abang ada kelas mendadak.

Maaf, ya, adik abang yang imut tapi boong wkwk

Hati-hati^^

Dira menggerutu sebal membaca pesan dari abangnya. Bukan karena Dylan tak jadi menjemputnya, tetapi karena ia tak pernah mengakui bahwa adiknya ini memang imut.

"Dasar abang resek! Abang jelek!" kesal Dira sambil merekam lalu mengirimkannya pada Dylan.

Dengan wajah cemberutnya, Dira duduk di kursi halte lalu berniat memesan ojek online. Namun, tiba-tiba ada dua motor sport berwarna hitam yang berhenti tepat di depan halte.

Tiga orang cowok dengan seragam SMA lengkap dengan lambang bertuliskan TARUNA itu, turun dari motor masing-masing dan mendekati Dira.

"Hai, Cantik! Ketemu lagi, nih," ujar Alvaro dengan tampang genitnya.

Benar saja, cowok itu adalah cowok yang kemarin. Astaga, mau apa lagi dia?

"Lo masih ngenalin gue, kan?" tanyanya saat sudah berdiri tepat di depan Dira.

Dira masih duduk diam, tanpa berminat menanggapi ucapan cowok itu.

"Oh, iya, kemarin kita belum sempet kenalan," ujar Alvaro berbicara sendiri lalu mengulurkan tangan pada Dira.

"Kenalin, Gue Alvaro Aldebaran. Panggil aja Alvaro, atau lo bisa panggil gue sayang," ujarnya lagi diselingi kekehan yang membuat Dira mual melihatnya.

Dilihat dari wajahnya, Alvaro ini cukup tampan. Namun, penampilannya sangat mencerminkan seorang bad boy. Dengan tindik di telinga, membuatnya nyaris terlihat seperti preman pasar saja.

"Gue nggak mau kenalan sama lo!" tampik Dira.

Alvaro menajamkan tatapannya lalu menarik kembali tangannya.

"Sombong juga lo," ujar Alvaro dingin. "Lo tau? Lo udah jadi incaran gue sekarang. Itu artinya apa? Lo udah masuk dalam zona merah."

Masih belum mengerti perkataan cowok bernama Alvaro itu, Dira memilih mengacuhkannya.

JUARA KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang