🌻 [5] FERLY SI PSIKOPAT

808 354 362
                                    

"Terasa begitu dingin dari luar, tetapi ada kehangatan di dalamnya yang belum waktunya kamu rasakan."

💙HAPPY READING💙

Jika hari-hari sebelumnya, Dira selalu berangkat sendiri ke sekolah. Maka hari ini berbeda. Dylan‒abangnya, berbaik hati mengantar adiknya itu ke sekolah.

"Ini hari pertama Abang nganter aku ke sekolah baru aku, Bang!" seru Dira, meskipun Dylan hanya menanggapi dengan senyuman.

"Tau, nggak, Bang? Sekolah yang ini, tuh, beda sama sekolah aku di Bandung. Yang ini lebih mewah, lebih megah, lebih luas, lebih bersih, lebih―"

"Percuma kalau sekolah baru kamu itu mewah atau apa pun itu, kalau kamu masih malas belajar," potong Dylan.

"Ih, Abang!" sungut Dira. "Aku nggak malas belajar tau!"

Dylan menoleh sekilas. "Masa, sih?"

Dira mengangguk-angguk seperti anak kecil membuat Dylan gemas melihatnya. Adiknya ini meskipun sudah SMA, tetapi tingkahnya masih seperti anak kecil.

"Terus kalau nggak malas apa?" tanya Dylan lagi.

"Rajin, lah!" jawab Dira cepat.

"Kalau rajin, terus kenapa nggak pernah dapat peringkat di sekolah?" tanya Dylan dengan niat bercanda, tetapi Dira malah baper.

Ada perbedaan antara kakak-beradik itu. Jika Dylan sangat pintar dan selalu meraih kejuaraan di lomba-lomba atau olimpiade, serta berhasil lulus dengan nilai tertinggi dan diterima di PTN ternama, maka berbeda dengan Dira yang otaknya pas-pasan.

"Udah, nggak usah sok sedih gitu," ujar Dylan berusaha menghibur. "Baperan banget jadi cewek."

"Ih, Abang resek!" kesal Dira lalu mencubit lengan kiri Dylan.

"Emang, ya, cewek itu selalu baperan," ujar Dylan sambil menggeleng pelan. Teringat dengan kekasihnya yang juga baperan seperti Dira.

"Emang cowok nggak baperan, Bang?" tanya Dira.

"Ya ... ada juga, sih. Sebagian."

"Nah, cewek juga gitu. Enggak semuanya baperan. Sebagian aja."

Dylan terkekeh pelan lalu mengacak rambut Dira gemas. Sangat pandai membalikkan posisi.

Beberapa menit kemudian, mereka tiba di sekolah. Dylan menghentikan mobil hitamnya di depan gerbang.

"Abang nggak mau liat-liat dulu?" tawar Dira.

"Liat-liat apa?" tanya Dylan bingung.

"Kalau liat cewek cakep, sih, boleh-boleh aja."

"Dih, dasar genit! Udah punya pacar juga!" sungut Dira.

Dylan terkekeh pelan. "Iya, iya, bercanda doang. Baperan amat dah."

Dira menjulurkan lidah ke arah abangnya itu. "Biarin aja!"

"Udah, udah, sana turun. Abang mau jemput si Doi," ujar Dylan.

"Cieee ... Abang mau pacaran, nih," goda Dira.

"Iri bilang, Bos," ledek Dylan lalu tertawa lepas melihat ekspresi cemberut Dira. "Udah, sana turun."

Mentang-mentang punya pacar, yang jomlo mah bisa apa?

⸙⸙⸙

Rooftop sekolah. Menjadi tempat ternyaman bagi Ferly untuk bersantai dan menenangkan pikirannya sambil merokok. Ada banyak puntung rokok yang ia buang begitu saja di bawah sofa lapuk yang didudukinya.

JUARA KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang