🌻 [1] MURID BARU

1.4K 477 602
                                    

"Benci sewajarnya saja. Boleh jadi yang hari ini amat kau benci, akan menjadi seseorang yang teramat kau sayangi nanti."

💙 HAPPY READING 💙

Bel pertanda masuk sudah berbunyi sekitar lima menit yang lalu. Para murid kelas XI IPA 3 kini sudah berada di dalam kelas. Keadaannya sangat riuh, karena memang belum ada guru yang masuk. Hiruk pikuk suara murid yang berlarian di dalam kelas, bernyanyi, menghafal dengan suara keras, juga yang sedang bermain game online sembari sesekali berteriak itu terdengar sampai di luar kelas.

Siswa-siswi yang menghuni kelas tersebut memang sedikit meresahkan.

Selang beberapa menit, seorang guru paruh baya memasuki kelas bersama seorang gadis yang mengikut di belakangnya. Nama guru itu adalah Pak Adi, guru Matematika sekaligus Wali Kelas XI IPA 3.

"Selamat pagi, anak-anak!" sapa Pak Adi.

"Pagi, Pak." jawab murid-murid serempak.

Pak Adi berdeham pelan. Meletakkan tas laptop dan buku absensinya di atas meja, lalu kembali menghadap ke depan.

"Hari ini kita kedatangan murid baru," ujar Pak Adi. "Silakan perkenalkan diri," titahnya pada gadis yang berdiri di sampingnya itu.

Gadis itu mengangguk sopan. "Hai, selamat pagi! Kenalin nama aku Andira Shalsabilla Elfira, kalian panggil aja Dira, pindahan dari SMA Bandung. Semoga kita bisa berteman baik," ucapnya ramah disertai senyuman.

Murid-murid di kelas itu pun langsung heboh. Apalagi para siswa yang dibuat terpesona dengan kecantikan Dira.

"Dira, kamu duduk di samping Amanda, ya," ucap Pak Adi sambil menunjuk bangku kosong di samping gadis dengan rambut sebahu di barisan kedua.

Dira mengikuti arah telunjuk Pak Adi. Lalu tersenyum dan mengangguk. "Terima kasih, Pak." katanya lalu berjalan ke bangku tersebut.

Dira mendudukkan dirinya di kursi yang bersebelahan dengan Amanda. Menyampirkan tasnya di sandaran bangku, lalu menoleh ke samping.

Uluran tangan dari Amanda langsung disambut olehnya.

"Kenalin, nama gue Amanda," ujarnya ramah sambil tersenyum ceria.
"Gue Dira," jawabnya dengan senyuman.

Pak Adi memberi arahan kepada muridnya untuk mengeluarkan buku pelajaran. Dira yang masih berstatus murid baru itu, mengeluarkan buku kosong dan pulpen dari dalam tasnya.

"Dir," panggil Amanda yang membuat Dira menoleh.

"Kenapa, Man?" tanyanya.

Amanda sedikit mendakat ke arah Dira. "Pokoknya, lo harus ekstra hati-hati di sekolah ini. Apalagi sama cowok yang berantem di lapangan tadi pagi."

"Emang kenapa?" tanya Dira tak mengerti.

Tatapan Amanda beralih pada Pak Adi yang tengah fokus menulis sesuatu di papan tulis, lalu kembali menatap Dira.

"Cowok yang tadi berantem di lapangan itu, namanya Kak Ferly. Murid yang paling disegani di sekolah ini," jelas Amanda. "Sebenarnya ... lo nggak seharusnya berurusan sama dia, Dir. Tapi gimana lagi, udah telanjur juga."

Kata-kata Amanda berusaha dicerna oleh Dira.

"Emangnya kenapa kalau gue berurusan sama dia?"

Amanda mendengkus pelan. "Kak Ferly itu orangnya nyeremin. Bahaya pokoknya. Dan gue yakin, setelah kejadian tadi pagi, lo bakal jadi incaran dia."

Dira menelan salivanya waswas. Di hari pertama bersekolah di SMA Adhitama, ia sudah mendapat masalah besar. Berurusan dengan seorang Ferly Dhiafakhri Adhitama.

JUARA KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang