🌻 [4] BERSEPUPU

797 380 317
                                    

"Hargai dan sayangi selagi masih ada. Jangan sampai kamu baru merasa kehilangan dan hampa saat sudah benar-benar ditinggalkan untuk selamanya."


💙 HAPPY READING 💙

Hidup tanpa kehadiran kedua orang tua, membuat Ferly selalu merasa kesepian dan merasa bahwa hidup ini tak adil baginya.

Sewaktu masih duduk di bangku Sekolah Dasar, Ferly harus menyaksikan sendiri jenazah kedua orang tuanya yang bersimbah darah. Keduanya mengalami kecelakaan saat perjalanan dari luar kota bersama Reno dan Siska‒orang tua kandung Iqbaal.

Hanya orang tuanya yang tiada akibat kecelakaan itu, sementara Reno dan Siska hanya luka sedikit. Membuat Ferly berpikir bahwa kecelakaan itu adalah bagian dari konspirasi untuk menguasai warisan kakeknya, Adhitama Bagaskara.

Begitulah asumsi Ferly selama bertahun-tahun ini.

"Kakek terima laporan dari pihak sekolah," ujar Adhitama pada Ferly. "Katanya tadi kamu berulah lagi?"

Berstatus sebagai pemilik sekolah, membuat Adhitama sangat mudah mendapatkan informasi mengenai kedua cucunya.

"Seperti yang Kakek dengar," jawab Ferly santai.

"Kamu ini, Ferly!" ujar Adhitama sedikit membentak, lalu perlahan memelankan suaranya. "Kapan kamu berhenti cari masalah di sekolah?"

"Kapan-kapan, Kek."

Adhitama mengembuskan napas pelan. Berusaha meredam emosinya dalam-dalam. Cucunya yang satu ini wataknya kasar, maka jika ia juga berlaku kasar keadaannya akan semakin buruk.

"Kakek harap kamu bisa berubah jadi lebih baik," ujar Adhitama penuh harap. "Coba contoh sepupu kamu itu, Iqbaal. Dia tidak pernah membuat masalah seperti kamu, malah dia selalu membanggakan kakek. Tidak seperti kamu yang―"

"Yang apa?" potong Ferly jengah. Sangat-sangat tidak suka dibanding-bandingkan dengan orang lain. "Yang bisanya cuma bikin malu Kakek? Yang selama ini cuma jadi beban Kakek?"

"Kakek tidak pernah menganggap kamu beban," ujar Adhitama jujur. "Kamu itu sama seperti Iqbaal. Sama-sama cucu Kakek."

"Sama?" tanya Ferly dengan nada sumbang. "Ferly cuma minta, Kakek jangan banding-bandingin aku sama Iqbaal. Kami itu orang yang berbeda, Kek. Ferly akui Iqbaal memang pintar, berprestasi, rajin, patuh, dan semua kriteria cucu idaman Kakek ada di dia, kan? Tapi bukan berarti dengan begitu Kakek bebas banding-bandingin Ferly sama Iqbaal."

"Kakek tidak bermaksud begitu. Kakek cuma―"

"Ferly capek. Mau istirahat di kamar," ujar Ferly lalu berdiri. "Kakek kalau mau ngobrol, sama cucu kesayangan Kakek aja," lanjutnya sambil menunjuk Iqbaal yang baru turun dari lantai atas.

Setelah mengatakan itu, Ferly langsung meninggalkan meja makan dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

Iqbaal yang baru saja tiba di meja makan tidak banyak bertanya. Sudah bisa membaca kondisi dari raut wajah keduanya.

"Ferly kamu nggak makan dulu?" tanya Adhitama.

Ferly masih mendengarnya dengan jelas, tetapi tak mengindahkannya.

JUARA KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang