🌻 [29] C O M E B A C K

406 98 189
                                    

Pukul 23.00. Ferly baru pulang ke rumahnya. Setelah memarkirkan motornya di bagasi, Ferly berjalan santai menuju pintu rumahnya.

Langkahnya terhenti tatkala melihat mobil yang dikenalnya terparkir di halaman rumah. Mobil itu adalah mobil milik Reno, ayah Iqbaal.

Artinya, Reno sudah pulang dari Amerika. Dan tentu dengan Iqbaal juga.

Dengan langkah yang dipercepat, Ferly segera masuk ke dalam rumahnya. Di ruang tamu, Adhitama sedang duduk bersama Iqbaal dan juga Reno. Mereka terlihat membicarakan sesuatu yang penting.

Ferly berjalan mendekat, membuat ketiga orang yang sedang mengobrol itu mendongak. Adhitama tersenyum dan menyuruh Ferly duduk di dekat Iqbaal. Sementara Adhitama dan Reno duduk berdekatan di depan mereka.

"Kamu dari mana Ferly, kenapa jam segini baru pulang?" tanya Reno, ayah Iqbaal.

"Seneng-seneng" jawab Ferly sekenanya.

Selalu itu jawaban yang Ferly berikan jika Reno ataupun Adhitama bertanya Ferly darimana.

Adhitama berdehem pelan, kemudian sengaja mengalihkan pembicaraan.

"Nah, Ferly, berhubung kita sudah kumpul begini kamu bisa tanyakan langsung pada mereka"

Iqbaal menoleh, menatap Adhitama lalu beralih pada Ferly.

"Soal apa Kek?" tanyanya kemudian.

"Kepindahan kalian"

Iqbaal mengangguk pelan, lalu kembali menoleh pada Ferly.

Namun, Ferly hanya diam.
Tak bertanya apapun meski sebenarnya banyak sekali yang ingin ia tanyakan.

"Apa?" tanya Iqbaal melihat Ferly yang hanya diam.

Ferly masih tetap diam. Kedua mulutnya tertutup rapat.

Reno yang menyaksikan itu kemudian berdehem pelan.

"Sepertinya kalian perlu bicara berdua" ujar Reno lalu menoleh pada Adhitama.

Adhitama langsung mengerti maksud Reno, mereka pun meninggalkan ruang tamu dan meninggalkan Ferly dan Iqbaal berdua.

"Lo gak mau nanya sesuatu?" tanya Iqbaal.

Ferly menghembuskan napasnya pelan.

"Kapan lo pindah?"

Bukannya menjawab, Iqbaal malah balik bertanya, "Kenapa lo mau tau?"

"Apa gue gak boleh tau?" tanya Ferly lagi.

"Lo gak pernah bilang ke gue kalau mau pindah" lanjutnya.

"Lo gak pernah nanya" ujar Iqbaal tenang.

"Harusnya lo ngasih tau gue, meskipun gue gak nanya" tegas Ferly.

"Emang lo peduli?" tanya Iqbaal diselingi kekehan kecil.

"Lo sepupu gue. Jelas gue peduli" ujar Ferly penuh penekanan.

"Baru sekarang lo ngakuin gue sepupu lo, Fer"

"Baal!" tegur Ferly.

"Gue gak mau ribut sama lo!" lanjut Ferly, nadanya terdengar gusar.

Iqbaal menghela napas pelan. Benar kata Ferly, ini bukan lagi waktunya untuk mereka ribut.

Iqbaal menyandarkan punggungnya pada sofa, lalu menoleh pada Ferly.

"Gue berangkat minggu depan" ujar Iqbaal membuat Ferly menoleh.

"Sama Ayah, Bunda, dan Dara" lanjut Iqbaal.

Ferly hanya terdiam, menunggu Iqbaal melanjutkan ucapannya.

JUARA KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang