🌻 [37] J A G A J A R A K

236 56 49
                                    

Dira menatap jalanan lewat kaca jendela mobil. Cuaca pagi ini tak begitu cerah. Awan mendung menghiasi langit pagi ini. Matahari pun tampak malu menampakkan sinarnya.

Hari ini Dira berangkat bersama Dylan, menggunakan mobil abangnya itu. Jika hari-hari sebelumnya Dira diantar jemput oleh Ferly, maka hari ini sudah tidak lagi. Dan mungkin untuk seterusnya.

Di perjalanan Dira lebih banyak diam. Pikirannya masih saja tentang Ferly. Ia juga tidak mengerti, mengapa terus memikirkan cowok itu. Apa mungkin ia masih merasa bersalah karena kejadian kemarin?

Sementara Dylan yang sejak tadi memperhatikan adiknya itu, merasa ada yang aneh. Gadis itu tampak memikirkan sesuatu, namun saat ditanya, ia hanya mengatakan tidak apa-apa. Jawaban khas cewek.

Begitu sampai di depan gerbang, Dira segera turun setelah berpamitan pada Dylan. Gadis itu berjalan masuk ke sekolah.

Saat hendak berbelok di koridor, Dira tak sengaja berpapasan dengan Ferly. Dira tersenyum padanya, namun cowok itu hanya menatapnya sekilas lalu memalingkan wajahnya dan berlalu menuju kantin sekolah.

Dira menatap punggung cowok itu yang semakin menjauh. Ada perasaan tak suka saat cowok itu berlalu begitu saja tanpa menyapa, ataupun membalas senyumnya.

"Ngelamun teruss," ujar seseorang dari samping Dira, membuat gadis itu menoleh.

Amanda baru saja datang dan tak sengaja melihat Dira yang sedang melamun itu.

"Mikirin siapa si?" tanya Amanda penasaran.

"Mikirin tugas," jawab Dira asal.

Amanda tertawa mendengar jawaban ngasal sahabatnya itu. Detik berikutnya ia baru sadar dengan perban di pipi Dira.

"Pipi lo kenapa? Kok diperban gitu?" tanya Amanda. Nadanya berubah khawatir.

"Eh itu,-" ujar Dira bingung, "dicakar kucing," lanjutnya.

Amanda menatapnya bingung, "Ngawur banget lo," ujarnya.

"Lo gak mau cerita sama gue?" tanyanya dengan ekspresi sedih yang dibuat-buat.

"Tega banget lo Dir," lanjutnya.

Dira mendengus pelan, "Yaudah deh nanti gue ceritain di kelas," putusnya.

"Cerita aja sekarang," ujar Amanda tak sabaran.

"Di kelas aja Man, nanti ada yang denger," bujuk Dira.

"Iya deh iya," ujar Amanda kesal, "Tapi janji yaa?" lanjutnya.

Dira mengangguk mengiyakan. Mereka lalu melanjutkan langkah menuju kelas.

"Oiya Dir, lo ngga lupa kan hari ini hari apa?" tanya Amanda saat mereka hampir tiba di kelas.

"Kamis," jawab Dira polos.

Amanda mendengus pelan, "Iya tau hari Kamis. Maksud gue, hari ini hari spesial apa gitu?"

"Gak tau," jawab Dira sambil mengangkat bahunya. Gadis itu kemudian berjalan memasuki kelas dan duduk di bangkunya.

Dengan wajah kesal Amanda ikut duduk di bangkunya, di samping Dira.

"Lo beneran lupa Dir?" tanya Amanda lagi.

Amanda lagi-lagi mendengus pelan. Gadis itu kemudian membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa undangan berwarna pink. Amanda memberikan satu untuk Dira yang langsung diterima gadis itu. Dira membaca undangan tersebut yang ternyata adalah undangan ulang tahun Amanda. Sahabatnya itu berulang tahun hari ini. Pantas saja sejak tadi ia terus bertanya tentang hari-hari.

JUARA KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang