🌻 [23] PERMINTAAN MAAF

518 126 135
                                    

Keesokan harinya, Dira keluar dari rumahnya setelah bersiap-siap dan langsung menemukan Iqbaal yang sedang berdiri di samping mobilnya. Dengan senyum yang mengembang, Dira melangkah ke arahnya.

Dira mengernyitkan dahinya saat melihat raut wajah Iqbaal berbeda dari sebelumnya. Cowok itu bahkan tidak membalas senyuman Dira. Dia hanya memandang Dira, dengan tatapan sulit diartikan.

"Kak Iqbaal kenapa?" tanya Dira langsung.

Tidak ada jawaban dari Iqbaal, namun mata cowok itu tak lepas dari gadis di depannya itu.

"Kak--" Ucapan Dira terpotong saat Iqbaal tiba-tiba membawa gadis itu dalam dekapannya. Iqbaal memeluknya dengan sangat erat, membuat Dira semakin bingung. Namun perlahan, Dira membalas pelukan tersebut, diusapnya punggung cowok itu.

Cukup lama mereka berpelukan, sampai akhirnya Iqbaal melepaskan pelukan itu.
Iqbaal menatap Dira, penyesalan dan rasa bersalah terlihat jelas di wajah cowok tersebut.

"Kak Iqbaal kenapa?" tanya Dira lagi.

"Maaf, Dir," ujar Iqbaal pelan.

"Buat apa?" tanya Dira heran.

"Maaf karena aku gak nganterin kamu kemarin. Maaf karena aku gak bisa jemput kamu tadi malam. Maaf gara-gara aku kamu digangguin sama Vito. Maaf karena aku gak bisa jagain kamu Dir, maaf" tutur Iqbaal dengan nada penyesalan yang terdengar jelas.

Tentu Dira mengerti maksud dari cowok tersebut.

"Buat apa Kak Iqbaal minta maaf? Ini bukan salah kakak kok" sergah Dira.

Iqbaal menggeleng.
"Gak Dir! Ini salah aku, ini semua salah aku. Harusnya aku nganter kamu ke rumah Amanda kemarin, harusnya aku nungguin kamu terus nganter kamu pulang, harusnya..." ucapan Iqbaal terpotong oleh Dira.

"Kak, ini semua bukan salah kakak kok. Kemarin 'kan kakak gak bisa nganter aku karena latihan basket" ujar Dira lembut.

"Tapi harusnya aku bisa jemput kamu Dir" ujar Iqbaal lagi.

"Kak, udah dong, berhenti nyalahin diri kakak sendiri. Lagian aku juga gapapa kok" ujar Dira meyakinkan.

"Aku gak bakalan bisa maafin diri aku sendiri kalau sampai terjadi apa-apa sama kamu Dir" ujar Iqbaal pelan.

"Kak... " panggil Dira lembut, sambil mengusap punggung tangan milik Iqbaal.

"Maaf Dir, aku gak bisa jagain kamu dengan baik" ujar Iqbaal.

Dira menggeleng cepat.
"Enggak kak! Jangan ngomong gitu"

Iqbaal kembali memeluk Dira, mengusap lembut rambut gadisnya itu.
"Aku nggak bakal ngebiarin hal kayak gitu terjadi lagi. Aku janji" ujar Iqbaal penuh keyakinan.

Setelah merasa lebih baik, Iqbaal menuntun Dira menuju mobilnya. Dan mulai menancapkan gas menuju sekolah mereka.

Jalanan yang mereka lewati cukup sepi karena memang masih sangat pagi. Iqbaal menjemput Dira lebih awal karena sejak semalam dia sudah tidak sabar bertemu dengan gadisnya itu dan meminta maaf. Namun mengingat sudah larut malam, Iqbaal mengurungkan niatnya dan memutuskan untuk menemui gadisnya itu pagi-pagi sekali.

"Udah sarapan?" tanya Iqbaal memecah keheningan.

"Belum kak" jawab Dira seraya menggeleng pelan.

"Cari makan dulu yah" tawar Iqbaal.

"Eh gak usah kak. Nanti sarapan di kantin aja deh, takutnya nanti telat"

Iqbaal melirik jam tangannya sekilas lalu kembali menatap Dira.
"Masih jam setengah enam. Makan di warung dekat sekolah aja. Gimana?"

JUARA KEDUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang